Lihat ke Halaman Asli

Johanis Malingkas

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Temuan Planet "Saudara Kembar Bumi"

Diperbarui: 4 April 2017   17:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HARAPAN BARU : Ilustrasi yang dirilis tim artistik NASA membandingkan bagaimana perbandingan ukuran Bumi (kiri) dengan planet Kepler-452b. (Dok NASA)(Sumber: Manado Post)

 

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di dunia ini. Para ilmuwan dari berbagai ilmu seakan berlomba mengadakan kajian-kajian dan menginformasikan temuannya kepada masyarakat internasional. Memang apalah artinya sesuatu temuan besar kalau hanya diketahui secara terbatas. Wajarlah bila temuan itu di publikasikan sehingga banyak orang di pelosok bumi akan mengetahuinya.

Suatu pemberitaan menggembirakan terungkap bahwa ada penemuan planet "saudara" bumi namun ukurannya lebih besar dengan umur orbit lebih tua.Begitu Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan penemuan ini oleh tim peneliti pesawat antariksa KEPLER.

Kantor berita Reuters merilis Jumat (24/7), planet yang 60 persen lebih besar dari bumi itu berada di kawasan yang oleh para astronom dinamai konstelasi Cygnus yang berjarak 1.400 tahun cahaya dari bumi.
’’Hari ini bumi tak lagi kesepian. Dari pengalaman saya terlibat dalam riset ini, planet inilah yang paling mirip dengan bumi jika dibandingkan dengan temuan-temuan sebelumnya,’’ kata astronom peneliti Kepler, Jon Jenkins, di Moffett Field, California.


Planet yang disebut Kepler-452b atau Bumi 2.0 itu mengorbit bintang yang berusia sekitar 6 miliar tahun, lebih tua daripada matahari yang berusia 4,6 miliar tahun. Dalam ilmu astronomi, semakin tua usia orbit, semakin besar kemungkinan kehidupan yang terbentuk di sana.’’Itu waktu yang cukup lama bagi kehidupan untuk muncul di suatu tempat pada permukaan atau samudranya,’’ jelas Jenkins.


Yang paling menarik dalam temuan Kepler-452b adalah adanya bintang yang sangat mirip dengan matahari. Waktu yang dibutuhkan Kepler-452b untuk mengorbit bintangnya (waktu 1 tahun) adalah 385 hari. Jumlah itu tidak berbeda jauh dengan waktu 1 tahun di bumi yang berisi 365 hari.


Jarak Kepler-452b ke bintangnya lebih jauh 5 persen daripada jarak bumi ke matahari. Namun, sumber cahaya di sana lebih terang sehingga planet tersebut mendapat jumlah energi yang sama seperti yang diterima dunia yang ditinggali manusia. ’’Sinar matahari yang diterima Kepler-452b mirip dengan yang didapatkan bumi,’’ kata Jenkins.
Dari kejauhan, suhu permukaan Kepler-452b juga tampak cocok untuk air, satu unsur yang diyakini terpenting untuk adanya tanda kehidupan. Berdasar ukurannya, para ilmuwan yakin Kepler-452b berbatu seperti bumi, meski teori itu didasarkan pada analisis statistik dan pemodelan komputer, bukan bukti langsung.
’’Dengan radius 60 persen lebih besar dari bumi, planet ini agaknya lebih mungkin berbatu,’’ katanya.
Dari ukurannya, Jenkins juga menduga Kepler-452b memiliki gravitasi dua kali lebih kuat dari permukaan bumi. ’’Planet tersebut juga bisa punya atmosfer tebal, langit berawan, dan gunung-gunung api aktif,’’ tambahnya.
Ahli astronomi dari Nottingham Trent University, Inggris, Dr Daniel Brown menyambut gembira temuan Kepler 452b yang diyakininya menerima spektrum dan intensitas cahaya yang sama seperti kita di bumi. ’’Ini berarti tanaman dari planet kita bisa tumbuh di sana jika terdapat bebatuan dan atmosfer. Anda bahkan bisa melakukan tanning (berjemur) seperti saat liburan,’’ ungkapnya.
Para ilmuwan sebelumnya menemukan planet seukuran bumi yang mengorbit di bintang-bintang yang disebut berada di ’’zona layak huni’’. Tetapi, bintang-bintang itu lebih dingin dan lebih kecil jika dibandingkan dengan matahari, bintang kuning tipe G2.

’’Ini kemajuan hebat dalam penemuan planet serupa bumi yang punya kesamaan ukuran serta temperatur dan mengelilingi bintang serupa matahari,’’ jelas ilmuwan Kepler, Jeff Coughlin, dari SETI Institute di Mountain View, California.

NASA meluncurkan pesawat berteleskop Kepler dengan biaya sampai USD 600 juta sejak 2009. Misi itu bertujuan meneliti planet-planet layak huni di galaksi Bima Sakti (Milky Way).


Dari sudut pandang 85 juta kilometer dari bumi, Kepler bertugas memindai cahaya dari bintang-bintang yang jauh, mencari kilasan yang nyaris tidak terlihat karena tertutup kilau lintang –yang menjadi petunjuk ketika sebuah planet melintas di depan mataharinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline