[caption id="attachment_365067" align="aligncenter" width="600" caption="gunung kelabat (foto: dok-pri)"][/caption] Salah satu potensi objek wisata alam di kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara adalah Gunung Klabat. Gunung berapi yang sudah tidak aktif ini dengan ketinggian puncaknya 2100 meter menjadi lokasi pendakian kaum muda di hampir setiap minggu. Apakah yang menjadi daya tarik mereka mendaki ke puncak gunung ini? Disana ada kepundan yang berbentuk danau kecil dengan air yang begitu jernih. Di puncak gunung ini para pendaki akan melihat pesona alam apalagi menyaksikan matahari terbit di ufuk timur. Disana juga akan terlihat pesona gunung Duasudara, Lokon, Mahawu serta pemandangan kota Manado. Ada tiga jalur yang dapat dilakukan pendakian ke puncak gunung Kelabat yaitu melalui desa Laikit, Kecamatan Dimembe, desa Kelabat Kecamatan Dimembe dan kelurahan Airmadidi. Umumnya mereka lebih menyukai melalui jalur dari kelurahan Airmadidi. Para pendaki ini melaporkan diri ke KMPA Tunas Hijau Airmadidi sebelum melakukan perjalanan menuju ke puncak gunung. Saya pernah membaca sejarah mengenai penamaan gunung ini. Berasal dari nama pelaut Portugis "Calabeys" kemudian disebut "Calabes" dan terakhir disebut Celebes artinya Sulawesi. Entah sudah berapa kali saya melakukan pendakian ke gunung Klabat, saya lupa. Namun pernah suatu saat ketika melihat orang-orang berombongan jalan ke arah desa Klabat dari desa Tatelu (waktu itu saya tinggal disana) ternyata mereka mau mendaki ke gunung Klabat. Malam itu saya tergerak ikut dengan rombongan orang-orang banyak itu dan menuju ke desa Klabat. Berhenti sejenak dan kemudian melaanjutkan pendakian. Berangkat daari desa Klabat sekitar pukul 19.00 dan sampai di puncak sekitar jam 02.00. Banyak orang terkumpul di puncak sambil menunggu fajar ingin menyaksikan terbitnya matahari di ufuk timur. Sekitar jam 05.30 nampak bulatan mentari timbul tenggelam diatas lautan...dan betapa indahnya panorama ini. Tiba-tiba terdengar suara tembakan, seseorang saking gembiranya melepaskan tembakan,pastilah dia seorang aparat. Dan apa yang terjadi selanjutnya? Awan tebal datang tiba-tiba menyelimuti puncak gunung usai suara tembakan terdengar. Begitu cepatnya dan pemandangan matahari terbit lenyap ditelan awan yang berputar-putar. Semua orang nampak panik, termasuk saya. Semuanya lari berhamburan menuruni puncak gunung....sambil menggerutu terhadap orang yang melepaskan tembakan tadi yang tidak diketahui siapa dia. Itulah sekilas pengalaman saya ketika mendaki ke puncak gunung Klabat. [caption id="attachment_365089" align="aligncenter" width="309" caption="gunung klabat yang mempesona(foto: dok-pri)"]
[/caption] Untuk melaksanakan pendakian melalui Airmadidi yang jaraknya sekitar 30 km dari kota Manado maka anda dapat menggunakan kendaraan umum dari Manado ke Airmadidi sekitar 30 menit. Dari Airmadidi ke puncak gunung di butuhkan waktu sekitar 11 jam. Biasanya berangkat dari Airmadidi pada pukul 17.00 atau 5 petang dan akan tiba di puncak sekitar jam 04.00 keesokan harinya. Memang sebaiknya perjalanan dilakukan malam hari, selain menghemat tenaga juga menghemat persediaan air minum. Kelelahan dalam perjalanan akan sirna bila setelah istirahat sejenak di puncak sambil menanti momen terbitnya sang surya yang begitu indah mempesona.
matahari terbit (foto: Paul Bawole)
Nah, bagi anda yang ingin menikmati pesona alam Gunung Klabat secara langsung, ayo datanglah ke Minahasa Utara. Selain menyaksikan pesona di puncak gunung, selama perjalanan ke puncak anda akan menyaksikan vegetasi hutan dengan pepohonan yang beraneka ragam yang di dahului dengan deretan pohon kelapa alias nyiur melambai.
Salam Kompasiana.
Manado, 9 Mei 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H