Lihat ke Halaman Asli

Johanis Malingkas

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Abrasi Pantai

Diperbarui: 28 Juni 2022   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Adalah menarik tulisan Nyanyu Fatimah Zahro bertopik "23 Maret, Hari Apa Ini?"(Kompasiana,23-03-2015). Dikatakan menarik karena tulisan ini mengingatkan saya akan salah satu peringatan hari meteorologi internasional. 

Bidang meteorologi memang kurang populer dibicarakan di tanah air dibandingkan soal politik, hukum, ekonomi ataulah persoalan korupsi. Meteorologi hanya soal iklim dan cuaca yang pasti orang awam paham bahwa badan meteorologi dan geofisika ini akan menyampaikan kondisi iklim dan cuaca serta gempa bumi yang akan terjadi di tanah air. 

Nah sedikit cuplikan tulisan Nyanyu Fatimah Zahro:"Isu-isu meteorologi pun bermunculan, seperti pemanasan global, perubahan iklim, naiknya tinggi muka air laut, mencairnya kutub selatan, punahnya spesies-spesies langka, dan lain sebagainya. Tentu saja hal tersebut karena perubahan yang terjadi baik akibat alam maupun perilaku manusia. Berbagai penyakit barupun bermunculan. Karena perubahan iklim seperti suhu meningkat dan pola curah hujanberubah -  musim panas menjadi lebih lama - serangga, virus, atau bakteri tertentudapat tetap aktif dan sangat meningkatkan risiko bagi orang-orang yang tinggal di sana. Nasib negara-negara kecil berkepulauan pun terancam tenggelam karena muka air laut yang semakin meninggi akibat pemanasan global yang mencairkan es di kutub. Bagaimana dengan negara kita yang juga memiliki pulau-pulau kecil? Apakah akan hilang dari permukaan bumi?"

Itulah yang menginspirasi saya menulis artikel tentang Abrasi Pantai. Abrasi istilah suatu proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Para peneliti lazim menyebut abrasi ini dengan istilah erosi pantai. Secara umum abrasi ini disebabkan oleh dua faktor yaitu pertama, adanya arus gelombang yang terjadi akibat pasang surutnya air laut sehingga lama kelamaan mengikis tepian pantai; kedua, pemanasan global yang mengakibatkan suhu dipermukaan bumi meningkat sehingga membuat permukaan air di seluruh dunia meningkat  dan kemudian merendam  daerah yang permukaannya rendah. Sedangkan Abrasi yang disebabkan oleh faktor manusia adalah pengambilan batu karang dan pasir  di pesisir pantai sebagai bahan bangunan dan penebangan pohon-pohon mangrove/bakau atau hutan pantai. 

Sebagai negara kepulauan kita memiliki sekitar 81 ribu km pantai dimana 40-50 persen darinya dalam kondisi mengkhawatirkan bahkan terancam rusak. Kondisi ini perlu mendapat perhatian kita semua, baik pemerintah, swasta, para pakar lingkungan, LSM dan siapapun yang peduli dengan masalah lingkungan hidup. 

Apakah yang dapat kita lakukan agar masalah abrasi pantai ini teratasi? Barangkali usulan Syaiful Rohman dalam tulisannya berjudul : Abrasi Pantai dan Hutan Mangrove (Kompasiana,6-8-2011) masih relevan saat ini yaitu untuk mengatasi persoalan abrasi ini pemerintah bersama masyarakat seharusnya mempunyai komitmen yang kuat untuk melakukan penghijauan hutan mangrove dan upaya pelestariannya di sekitar pantai yang terkena ancaman abrasi.

 Memang kalau ditelusuri informasi cara mengatasi dan mencegah terjadinya abrasi pada umumnya dengan penanaman tanaman bakau di pantai, Juga di sarankan agar dibuatkan tanggul pemecah ombak di pantai walaupun ini tidaak bertahan lama karena tanggulnya lamakelamaan akan terkikis gelombang laut. 

Nah, berkaitan dengan masalah abrasi pantai ini timbul pertanyaan bagaimana abrasi pantai di teluk Jakarta sebagai ibukota negara tercinta. Sejauh mana abrasi ini telah merasuk sampai ke dalam tanah ibukota kita? Mungkinkah ini menjadi fokus perhatian pemerintah dan masyarakat kota Jakarta yang bila tidak diperhatikan secara dini akan berakibat fatal dimana kota ini akan tenggelam di kemudian hari.Mungkin ini yang membuat Presiden kita pindah ke istana Bogor? 

Masalah abrasi menjadi persoalan kita semua..sedikitnya upaya penanaman pohon bakau tetap selalu di galakkan dan itu perlu! Selamat memperingati hari meteorologi internasional semoga upaya pelestarian lingkungan hidup dan konservasi sda akan menciptakan iklim dan cuaca yang lestarri bagi kita mahluk yang mendiami bumi. 

Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline