Tiba-tiba saja aku sudah menikah. Hari-hariku berubah jadinya. Pagi-pagi sekali, masih gelap gulita di meja makan kecil bulat dengan alas kaca sudah tersedia secangkir teh manis hangat. Begitu setiap pagi.
"Mulanya bagaimana?" Agus yang tampak keheranan bertanya kepadaku.
"Aku jatuh."
"Jatuh?"
"Ya, sementara itu di bawah sorang gadis sedang berdoa menengadahkan tangan meminta jodoh. Aku jatuh di pangkuan gadis itu dan membawaku ke depan penghulu. Di rumahku sekarang di Cirebon, ia setiap pagi menyeduhkan buatku teh manis. Ia sudah menjadi istriku."
Hehmhh! Terdengar Agus menghela napas. Mobil Land Rover tua warna hijau tentara yang dikendarainya sudah membelok di tikungan Pasar Buah Lembang yang di depannya berjejer warung makan ayam goreng.
"Seperti mobilnya Lely, dulu?" tanyaku.
"Memang iya." jawab Agus, tanpa menoleh kepadaku. Matanya ke depan memerhatikan kendaraan lain di depannya.
"Lely di mana sekarang?"
"Di rumah."
"Di rumahmu, kah?"