Lihat ke Halaman Asli

Tantangan Gereja di Zaman Sosial Media

Diperbarui: 22 Oktober 2024   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan sosial media zaman sekarang tentu membawa banyak perubahan di dalam kehidupan sosial di masyarakat, dan tentu ini juga membawa dampak kepada Gereja. Sering terjadi di dalam platform media sosial tentang persepsi publik mengenai pandangan negatif,  penistaan agama dan Gereja. Hal ini Gereja mempunyai tantangan untuk saling saling bekerja sama di dalam kesatuan umat untuk mewartakan Kerajaan Allah dan kebenaran.

Saya menyoroti kasus yang sedang marak terjadi saat ini yaitu kasus penistaan agama melalui platform media sosial. Saya mengambil contoh dari kasus tersebut adalah ratu entok yang melalui media sosial viral karena berisi penghujatan kepada foto Yesus di media sosial melalui aplikasi tiktok. 

Dari sudut pandang saya Gereja mendengar hal itu dan Gereja juga berusaha melakukan dialog untuk saling berbagi dan mendengarkan orang lain dengan hati yang murni. Peran kewajiban Gereja dalam mendengarkan dan menanggapi juga perlu seperti:

  • Memanfaatkan media komunikasi sosial untuk menyampaikan warta keselamatan dan mengajarkan bagaimana manusia dapat memakai media itu dengan tepat.
  • Para pemakai media juga harus semakin kritis dan mampu menilai media yang mereka pakai atau konsumsi. Mereka harus menghindari apa saja yang bisa menimbulkan kerugian rohani. Mereka harus berupaya membina hati nurani dengan cara yang cocok.
  • Orang muda punya kewajiban untuk mengendalikan diri pada saat mengkonsumsi media. Sedangkan orang tua berkewajiban untuk menjaga anak- anak agar tidak teracuni oleh media yang tidak mendidik.

Ini juga sangat penting bahwa perang orang muda di dalam Gereja untuk mau mewartakan dan menyerukan tentang kebenaran melalui media sosial.

Dalam hal ini Gereja pun senantiasa mau mengajak kita untuk berseru secara rendah hati dan terbuka untuk mau secara hati mewartakan Kerajaan Allah dan kebenaran, Seruan untuk berbicara dengan hati ini merupakan tantangan yang radikal bagi zaman kita, yang cenderung tidak peduli dan marah, bahkan kerap mengeksploitasi kebenaran dan menyebarkan informasi palsu. sehingga kita juga sebagai orang kristen tidak perlu merasa takut dan mampu bersuara dengan belas kasih dan hati.

Maka jangan takut untuk berseru tentang Kerajaan Allah dan tetap percaya bahwa Allah selalu mengutus Roh Kudus untuk hadir di dalam diri kita, dan melalui bimbingan Roh Kudus berbicara tentang kebaikan selalu diwujudnyatakan lewat tindakan belas kasih kita untuk mau mendengarkan dan mencari solusi dari suatu permasalahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline