Membahs tentang cinta memang taka da matinya. Yohanes Chandra Ekajaya sendiri sebelumnya memang sudah pernah membahas. Pembahasan cinta selalu laku dan banyak perbincangan orang, khususnya para pemuda. Lalau apa itu cinta? Tentunya cinta tak seperti yang di praktekin kebanyakan anak muda zamana sekarang., dengan ciuman, gandengan dan kata gombal. Bukan itu. Itu adalah nafsu.
Lalau apa itu cinta? Intinya menurut Yohanes Chandra Ekajaya cinta yang di dasarkan Allah tak pernah membuat pelakunya menderita. Ia akan semakin taat dan mendekat kepada Allah. Kecintaanya kepada Allah emmbuat ia takut bila maksiat. Tappi bila cinta membuat kita menderita, semakin jauh dari Allah dan nekat melakukan kemaksiatan, maka itulah nafsu-nafsu yang selalu mengajak pada keburukan dan kerusakan.
“ Cinta dapat membuat yang rumit menjadi sederhana, yang jau menjadi dekat dan yang sulit menjadi mudah, itulah cinta yang berbuah rahmat Allah, bukan cinta hanya berjuang sakit, apalgi sakitnya di sni, ungkap Yohanes Chandra Ekajaya”
“ Berkeluarga adalah belajar merasakan keberadaan orang lain, menyadari kelemahan diri, merasakan kesaling lemahan diri, merasakan kesalingketergantungan, belajar membangun jembatan bukan tembok, meredam emosi dan mengubah ego menjadi kebersamaan, imbuh Yohanes Chandra Ekajaya”
“ Hidup adalah sarana Allah mencurahkan kasih saying-Nya, taka da ruang sudut hidup kita yang tak di penuhi kasih saying Allah, ia adalah sumber tenaga seluruh makhluk, tanpanya takkan pernah ada aksih sayang sesame.”
Yohanes Chandra Ekajaya mengungkapkan Kasih sayang itu sederhana. Sederhana saat kita memberi senyuman, meskipun sedang sedih. Sederhana memberi maaf walau sedang terluka. Sederhana meluangkan perhatian, walau kita terabaikan.”
“Cinta itu bukan dari mata, tetapi permintaan hati. Karena dari hati maka yang tak sempurna menjadi sempurna. Yang dari mata hanya melihat warna dan gambar. Kalau merah dan gambar Soekarno hatta baru mau, selain itu mikir dulu .”
“Wanita shalihah adalah permata yang menjadikan laki-laki lebih berkharisma, buka batu akik, tambahan dari Yohanes Chandra Ekajaya.
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya).