Lihat ke Halaman Asli

Pemberdayaan Komunitas, Menelusuri Pertumbuhan Jurnalisme Warga di Indonesia

Diperbarui: 5 Desember 2023   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : freepik.com

Seiring dengan kemajuan globalisasi dalam bidang komunikasi dan informasi, perkembangan media tumbuh semakin cepat. Internet, sebagai bentuk media baru, turut memperkaya aliran informasi. Saat ini, masyarakat bertujuan untuk menciptakan suatu peradaban baru yang dikenal sebagai masyarakat informasi, di mana teknologi informasi (IT) menjadi dasar utama yang menggerakkan berbagai aspek kehidupan melalui pertukaran informasi yang sangat intens.

Salah satu peristiwa terkini yang terkait dengan penyebaran informasi melalui internet adalah meningkatnya aktivitas di berbagai blog. Dapat dilihat dari tren tahun ke tahun bahwa jumlah pengguna internet dan blogger di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan. Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap perkembangan praktik jurnalisme yang sering dikenal dengan istilah citizen journalism atau Jurnalisme Warga (JW).

Jurnalisme Warga, jika kita bandingkan dengan media tradisional, lebih memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk melakukan publikasi, berbagi informasi, berpartisipasi dalam perdebatan topik, dan ikut berkontribusi dalam menciptakan ruang publik.

Untuk selanjutnya kita akan menjelaskan lebih lanjut tentang Jurnalisme warga.

Munculnya Jurnalisme Warga

Jurnalisme Warga adalah bentuk jurnalisme yang dikelola oleh masyarakat, berasal dari masyarakat, dan ditujukan untuk siapa pun. Ini melibatkan warga yang mencari, mendapatkan, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyajikan informasi dalam berbagai format seperti tulisan, suara, gambar, data, dan grafik. Media cetak, media elektronik, dan berbagai saluran lainnya digunakan untuk menyampaikan informasi.

Jurnalisme warga merupakan aktivitas yang dilakukan oleh anggota masyarakat, terutama mereka yang bukan profesional, yang memainkan peran aktif dalam proses mengumpulkan, melaporkan, menganalisis, dan menyebarkan berita atau informasi.

Kegiatan Jurnalisme warga yang dilakukan oleh blogger saat ini belum dapat dikelompokkan sebagai bentuk jurnalisme konvensional. Minimalnya, jurnalisme konvensional mengharuskan adanya "kerja profesional," sedangkan Jurnalisme warga lebih mendekati "kerja amatir" yang memberikan alternatif unik terhadap pekerjaan jurnalistik. Hal ini mencakup menyampaikan informasi tentang peristiwa, fakta, dan realitas kepada masyarakat, yang dapat dilakukan oleh siapa pun.

Munculnya Jurnalisme Warga setidaknya dipengaruhi oleh dua faktor:

  • Pertama, terkait dengan perkembangan internet menjadi web 2.0. Sebelumnya, internet hanya terdiri dari web yang didominasi oleh teks dan dikuasai oleh mereka yang memiliki domain.
  • Kedua, Jurnalisme warga juga muncul sebagai hasil dari kekecewaan publik terhadap media mainstream yang mengalami penurunan idealisme. Publik mulai menyadari adanya unsur kapitalisme dalam media mainstream, sehingga publik merasa bahwa mesin kapitalisme telah mengorbankan idealisme media tersebut yang pada dasarnya berkomitmen menjunjung tinggi pada kebenaran.

Sebagai sebuah inovasi terbaru dalam bidang komunikasi massa, Jurnalisme Warga tentu saja menimbulkan kontroversi. Pihak yang menentang pandangan ini berpendapat bahwa Jurnalisme warga belum dapat dianggap sebagai bagian dari jurnalisme karena jurnalisme memiliki sejumlah persyaratan, seperti yang telah berlaku dalam dunia kewartawanan sepanjang waktu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline