Lihat ke Halaman Asli

Setelah Menemukan Tempat dalam Filsafat, Lalu Apa?

Diperbarui: 29 September 2021   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Socrates | Sumber: pinterest.com/halit spinner

Sejumlah ilmuwan sepakat bahwa filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan. Kadang juga diistilahkan sebagai ibu ilmu pengetahuan (Mother of Sience).

Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebagian besar ilmu yang ada saat ini berawal  dari pertanyaan-pertanyaan filsafat.

Sebelum filsafat, masyarakat sudah mengenal dunia mitologi. Seperti yang masih dapat kita jumpai dalam berbagai cerita tradisi lisan di desa dan kampung hari-hari ini.

Berbagai cerita ini hadir untuk menjawab cukup banyak hal yang belum dapat dijelaskan secara masuk akal.

Misalnya ada kisah tentang asal usul sebuah suku tertentu yang berasal dari sejenis pohon, atau suku tertentu berasal dari titisan hewan atau dewa tertentu.

Para Filsuf Yunani awal merupakan orang-orang yang mengecam cerita mitologi ini. Di Yunani mitologi yang berkembang, menggambarkan para dewa yang memiliki karakter mirip manusia dengan segala kebaikan dan keegoisannya.

 Untuk pertama kalinya mereka menunjukan bahwa mitologi tidak lain dari hasil pemikiran manusia.

Sesudah itu mereka secara perlahan-lahan berusaha menyusun kerangka pemikiran yang lebih masuk akal tentang apa yang mesti dipegang sebagai kerangka acuan dalam hidup. Hal terbesar yang menjadi corak utama para filsuf adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan.

Ada semacam kegairahan yang muncul akibat pertanyaan-pertanyaan filsafat. Para filsuf awal memperhatikan perubahan-perubahan yang ada di alam.

Mereka ini berpikir tentang alam semesta dan berupaya menjawab kegelisahan yang muncul dalam rupa pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline