Lihat ke Halaman Asli

Johan Arifin

Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Kementerian Agama Kab. Kapuas

“Bapantul” Panjat Pinang ala Masyarakat Hulu Sungai

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1414386097957018320

[caption id="attachment_331380" align="aligncenter" width="432" caption="Dokumentasi Ade Halimatus, S.H - via BBM"][/caption]

Bapantul, bagi sebagian orang mungkin kata tersebut terdengar aneh dan geli hingga membuat tertawa ketika membacanya. Bapantul berasal dari kata pantul, kalau dalam kamus Bahasa Indonesia berarti me.man.tul v (1) menganjal (sptbola dilemparkan ke dinding);mengambul; melenting; (2) bergerakbalik krn membentur sesuatu ataukrn refleksi.

Namun bukan itu yang saya maksud, kata pantul disini digunakan oleh masyarakat Kalimantan Selatan tepatnya di desa Tanah Bangkang, Kab. Hulu Sungai Selatan untuk menyebutkan orang yang memakai bedak dingin yang sangat tebal sehingga wajahnya tertutupi dan nampak seperti memakai topeng. Sedangkan awalan ba dalam bahasa yang digunakan masyarakat desa Tanah Bangkang merupakan bentuk kata yang menyatakan kata kerja, jadi bapantul berarti memakai atau menggunakan topeng. contoh lain seperti basapida (memakai atau naik sepeda).

Bapantul itu sendiri lebih familiar disebut panjat pinang. Namun di desa Tanah Bangkang, panjat pinang hanya bisa disaksikan pada saat memeriahkan acara wallimah perkawinan, bukan saat memperingati kemerdekaan RI yang diperingati setiap tahun. Sehingga bapantul ini termasuk hiburan rakyat yang langka di tanah kelahiranku.

[caption id="attachment_331381" align="alignnone" width="640" caption="Dokumentasi Ade Halimatus, S.H - via BBM"]

1414386289669684384

[/caption]

Panjat pinang ala desa Tanah Bangkang ini tergolong unik dan menggelitik. Para pemanjat biasanya harus menutupi identitasnya dengan memakai topeng dengan karakter yang lucu untuk mengundang tawa, ada juga topengyang menyeramkan untuk menakuti penonton. Selain itu mereka menggunakan pakaian beraneka macam, ada yang berpakaian layaknya orang mau pergi ke sawah, ada yang berpakaian daster layaknya perempuan, ada yang berdandan seperti pocong, dan banyak lagi yang lainnya. Bahkan mereka juga pandai berakting dengan berjalan seperti orangpincang, ngesot, dan mereka tidak segan-segan menari mengikuti irama yang disuguhkan.

[caption id="attachment_331382" align="alignnone" width="640" caption="Dokumentasi Ade Halimatus, S.H - via BBM"]

1414386359566455548

[/caption]

Disisi lain batang pinang yang digunakan tidak jauh berbeda dengan batang pinang yang dipakai untuk panjat pinang pada umumnya, hanya saja batang pinang disini dilumuri dengan oli bekas yang berwarna hitam pekat sehingga tidak hanya membuat batang pinang licin tapi juga membuat seluruh badan hitam, sedikit gatal, dan lengket dikulit.

Hmmm....kalau teringat, jadi kangen dengan kampung halaman, waktu kecil dulu ketika pertama kali menonton acara bapantul, saya lari terbirit-birit karena ketakutan hingga hampir membuat trauma :)

Selain merupakan hiburan bagi masyarakat sekitar, bapantul itu sendiri dimaksudkan agar menarik minat masyarakat untuk ikut memeriahkan acara wallimah pernikahan, dan ternyata berhasil.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline