Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Gagasan Besar Teknologi Masa Depan: Merangkul Singularitas

Diperbarui: 7 September 2021   18:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber: Discover, March/April 2021, hlm. 12-13.

Di masa depan, dan ada yang mengatakan tak lama lagi, komputer bisa mencapai kecerdasan yang akan membuatnya memberontak, namun futuris Nick Bostrom melihat masa depan yang jauh lebih cerah.

***

Saya telah membahas tentang komputer kuantum dalam beberapa artikel saya sebelumnya, antara lain: Update Teknologi: Kristal Waktu Kuantum, dan Germanium: Quantum Computing dan Miracle Cure. Nantinya, dalam sebuah artikel tersendiri, saya akan memberikan komparasi kecepatan komputer kuantum (qbit) dengan komputer bit.

***

Sejak diinvensi, lalu mengisi ruang, lalu meja kantor, lalu saku, komputer telah didesain oleh pikiran manusia. Selama bertahun-tahun, banyak orang bertanya: Apa yang akan terjadi jika komputer mendesain dirinya sendiri?

Suatu hari nanti, komputer cerdas mungkin membuat mesin yang jauh lebih kuat dari dirinya sendiri. Komputer baru itu kemungkinan akan membuat komputer lain, bahkan lebih kuat, dan seterusnya. Kecerdasan mesin akan menaiki sebuah kurva eksponensial, mencapai ketinggian kognisi yang tak terbayangkan oleh manusia.

Ini, secara umum, disebut singularitas. Istilah ini sudah ada sejak 50 tahun yang lalu, ketika para ilmuwan baru saja mulai bermain-main dengan kode biner dan sirkuit yang memungkinkan komputasi dasar. Bahkan kemudian, singularitas menjadi sebuah proposisi yang dahsyat.

Komputer supercerdas (superintelligent computer) mungkin melompat maju dari nanoteknologi ke realitas virtual imersif ke perjalanan ruang angkasa superluminal, bandingkan dengan Hukum Moore dalam artikel saya: Matematika Pandemi, dan perbandingan Silikon dengan Karbon dalam artikel saya: Karbon dan Ranah Manusia (Silikon).

Alih-alih tertinggal dengan otak kecil kita yang berbasis sel, manusia mungkin menggabungkan diri dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), menambah otak kita dengan sirkuit, atau bahkan mengunggah pikiran kita secara digital untuk hidup lebih lama dari tubuh kita.

Hasilnya adalah kemanusiaan yang luar biasa, mampu berpikir dengan kecepatan cahaya dan bebas dari masalah-masalah biologis.

Filsuf Nick Bostrom berpikir bahwa dunia yang tenang ini bisa membawa sebuah era yang sepenuhnya baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline