Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Bangun 1 Jam Lebih Awal untuk Mencegah Depresi

Diperbarui: 5 September 2021   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber: What Doctors Don't Tell You, September 2021, hlm. 8.

Asosiasi Psikiatrik Amerika (American Psychiatric Association) mendefinisikan depresi (gangguan depresi mayor) sebagai penyakit medis yang umum dan serius yang secara negatif mempengaruhi perasaan Anda, cara Anda berpikir dan bagaimana Anda bertindak. Untungnya, depresi bisa diobati.

Depresi menyebabkan perasaan sedih dan/atau kehilangan minat pada aktivitas yang pernah Anda nikmati. Ini bisa menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik dan bisa menurunkan kemampuan Anda untuk berfungsi di tempat kerja maupun di rumah.

Gejala-gejala Depresi 
Gejala-gejala depresi bisa bervariasi dari yang ringan hingga berat dan bisa meliputi:
- Merasa sedih atau memiliki suasana hati yang tertekan.
- Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang pernah dinikmati.
- Perubahan nafsu makan, penurunan atau kenaikan berat badan yang tidak terkait dengan diet.
- Sulit tidur atau terlalu banyak tidur.
- Kehilangan energi atau peningkatan kelelahan.
- Peningkatan aktivitas fisik tanpa tujuan (misalnya, ketidakmampuan untuk duduk diam, mondar-mandir, meremas-remas tangan) atau gerakan atau bicara yang melambat (tindakan ini harus cukup parah untuk bisa teramati oleh orang lain).
- Merasa tidak berharga atau bersalah.
- Kesulitan berpikir, berkonsentrasi atau membuat keputusan.
- Pikiran tentang kematian atau bunuh diri.

Gejala-gejala harus berlangsung setidaknya 2 minggu dan harus mewakili perubahan tingkat fungsi Anda sebelumnya untuk didiagnosis sebagai depresi.

Depresi Berbeda dari Kesedihan atau Dukacita/Kehilangan
Kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan atau berakhirnya suatu hubungan adalah pengalaman yang sulit bagi seseorang untuk ditanggung. Wajar jika perasaan sedih atau dukacita muncul sebagai respons terhadap situasi seperti itu.

Mereka yang mengalami kehilangan sering kali menggambarkan diri mereka sebagai "depresi."

Tetapi menjadi sedih tidak sama dengan mengalami depresi. Proses berdukacita adalah alami dan unik untuk setiap individu dan memiliki beberapa ciri depresi yang sama. Baik kesedihan maupun depresi mungkin melibatkan kesedihan yang intens dan penarikan diri dari aktivitas biasa.

Ada beberapa perbedaan penting:
1. Dalam kesedihan, perasaan menyakitkan datang dalam gelombang-gelombang, sering bercampur dengan kenangan positif dari almarhum. Pada depresi berat, suasana hati dan/atau minat (kesenangan) menurun selama hampir 2 minggu.

2. Dalam kesedihan, harga diri biasanya dipertahankan. Dalam depresi berat, perasaan tidak berharga dan membenci diri sendiri sering terjadi.

3. Dalam kesedihan, pikiran tentang kematian mungkin muncul ketika memikirkan atau berfantasi tentang "bergabung" dengan orang yang dicintai yang telah meninggal. Dalam depresi berat, pikiran terfokus untuk mengakhiri hidup karena merasa tidak berharga atau tidak layak hidup atau tidak mampu mengatasi rasa sakit akibat depresi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline