Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Apakah Dunia Benar-Benar Sedang Menghadapi Krisis Kesuburan?

Diperbarui: 1 September 2021   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Krisis kesuburan. Sumber: Healthy, Issue 167, August 2021, hlm. 37.

Kemajuan dunie udah melambung....
Bayi lahir nggak lagi liwat indung.....

Ini adalah teks lagu Benyamin S, Bayi Tabung.

Kemajuan Global
Para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan telah memberikan kontribusi yang tak terbayangkan selama berabad-abad dengan hasil akhir berupa kehidupan umat manusia yang semakin baik.

Perubahan zaman terbesar yang pernah terjadi antara lain ditemukannya lampu listrik, selanjutnya penemuan intenet oleh Tim Berners-Lee dan kolega-koleganya, lihat artikel saya Tim Berners-Lee, Dihargai atau Tidak, Terus Berkarya.

Tentunya ada banyak lagi kemajuan yang dicapai yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu di sini. Dengan pikiran yang positif kita menilai bahwa:
1. Semua manusia itu baik, kecuali jika terbukti sebaliknya.
2. Semua invensi manusia yang baik itu juga baik, namun di tengah jalan terjadi penyimpangan. Ini bisa kita lihat dari penemuan unsur-unsur radioaktif yang kemudian dimanfaatkan menjadi senjata pemusnah massal.
3. Semua invensi manusia diniatkan untuk mendatangkan kebaikan, namun memiliki efek-efek samping yang tak terantisipasi, misalnya bayi tabung, segala macam "racun pertanian," obat-obatan sintetis, dll.
4. Harapan hidup (life expectancy) dan kualitas hidup (quality of life) terus menerus ditingkatkan.

Dalam perkembangannya, bukan hanya invensi manusia yang berupa materi konkret yang membawa pengaruh buruk terhadap harapan hidup dan kualitas hidup manusia, melainkan kebiasaan hidup manusia itu sendiri yang berubah dengan disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Itulah hakekat hidup, selalu ada pro dan kontra, selalu ada plus dan minusnya.

Lihat saja betapa beberapa kebiasaan di rumah maupun di tempat kerja yang membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan, terutama kebiasaan gaya hidup yang kurang bergerak (sedentary lifestyle), misalnya dalam artikel saya: Tips Menjaga Kebugaran.

Faktor kurang bergerak, ditambah dengan kebiasaan makan yang buruk, menambah kompleksitas masalah kesehatan dan membuat orang semakin rentan terhadap inflamasi.

Di satu sisi, gaya hidup yang mengutamakan karir membuat banyak orang yang "malas kawin." Ini terlihat jelas di Jepang yang sudah sangat berhasil dalam meningkatkan harapan hidup sehingga semakin banyak manula, namun tidak diimbangi oleh angka kelahiran.

Penurunan Tingkat Kesuburan
Di sisi lain, tingkat kesuburan (fertilitas) pun menurun secara global dan sudah menimbulkan rasa panik di mana-mana. Data kelahiran terbaru di Inggris menunjukkan "angka mengejutkan" berupa tingkat kesuburan yang sudah menurun ke tingkat terendah sejak sebelum Perang Dunia Kedua. Tingkat kesuburan telah turun di semua kelompok usia kecuali wanita berusia 40 tahun plus, dan tingkat kesuburan untuk wanita di bawah 30 tahun berada pada titik terendah sejak 1938.

Akan tetapi, Dr. Channa Jayasena, seorang konsultan dalam bidang endokrinologi reproduktif dan andrologi menyatakan bahwa mengacu pada statistik ini sebagai "tingkat kesuburan" berpotensi menyesatkan, karena sebagian besar alasan tren ini lebih bersifat sosial ketimbang biologis (lihat "malas kawin" di atas.)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline