Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Akar Penyebab Peradangan (Inflamasi)

Diperbarui: 30 Agustus 2021   05:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minyak olahan. Sumber: The Anti-inflammatory Plan, 1st Ed., , hlm. 17.

Artikel ini adalah artikel ke-4 atau terakhir dari Seri Inflamasi.


Apa yang menyebabkan sistem imun kita tetap dalam keadaan siap tempur? Mengapa sesuatu yang seharusnya membantu kita malah menyebabkan kekacauan seperti itu?

Inflamasi kronis terjadi sebagai akibat dari sistem imun yang merespons terus menerus, ancaman yang belum terselesaikan. Ini mencegah selesainya proses penyembuhan dan memungkinkan inflamasi menjadi kerusuhan.

Ada banyak pemicu berbeda yang bisa menyebabkan sistem imun menyebabkan inflamasi kronis. Ini termasuk:
1. Pola makan.
2. Gula darah dan resistansi insulin.
3. Stres.
4. Infeksi.
5. Masalah usus.
6. Toksin.
7. Gen
8. Faktor gaya hidup seperti merokok, asupan alkohol berlebih, dan kurang olahraga.

1. Diet
Makanan mengandung pembawa pesan kimia yang kuat. Setiap gigitan yang Anda  makan mengirim pesan positif kepada tubuh Anda yang menginspirasi kesehatan dan vitalitas, atau mengirim sinyal bahaya yang memicu sistem kekebalan untuk merespons terhadap inflamasi.

Diet modern adalah salah satu alasan utama kita mengalami begitu banyak inflamasi, dan makanan olahan adalah penyebab utamanya. Diet ini penuh dengan gula, lemak olahan, bahan pengawet, pewarna, dan segala macam bahan yang aneh dan tidak terlalu bagus, yang digunakan untuk meningkatkan rasa dan memperpanjang usia pemakaian. Tiga makanan penyebab inflamasi teratas adalah gula, lemak dan minyak olahan, dan pemanis buatan.

Gula
Makan terlalu banyak gula adalah cara yang pasti untuk memicu inflamasi. Asupan gula yang berlebih telah dikaitkan dengan resistansi insulin, penambahan berat badan, kerusakan gigi, kerusakan pada lapisan usus dan pengurangan keragaman bakteri usus Anda, yang semuanya bisa memicu dan melanggengkan siklus inflamasi kronis.

Lemak dan Minyak Olahan
Lemak peka dan cepat rusak bila terkena panas, cahaya, atau bahan kimia. Mengkonsumsi lemak olahan yang rusak menciptakan stres oksidatif dalam tubuh. Stres oksidatif bisa  menyebabkan peradangan yang meluas dan terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara radikal bebas (atom tak stabil yang bisa merusak sel) dan antioksidan.

Minyak olahan adalah makanan olahan andalan dan sering digunakan dalam masakan restoran. Saat membaca label makanan, Anda akan mengetahui produk tersebut mengandung lemak olahan jika Anda melihat kata-kata seperti "minyak nabati olahan," "terhidrogenasi," "terhidrogenasi sebagian" atau "margarin." Anda juga bisa melihat minyak sulingan jika label mencantumkan minyak tetapi tidak menyertakan istilahnya
"ekstra virgin" atau "pres dingin."

Berhati-hatlah dengan minyak biji industri, yang sangat menimbulkan inflamasi dan tidak mirip dengan lemak alami. Ini termasuk minyak jagung, kedelai, rapeseed/kanola, biji kapas, safflower dan minyak bunga matahari.

Minyak-minyak ini terpaparkan temperatur yang sangat tinggi, kemudian diproses dengan bahan kimia untuk meningkatkan warna dan rasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline