Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Update Teknologi: Air dari Udara

Diperbarui: 23 Agustus 2021   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gurun. Sumber: New Scientist, 3 August 2019, hlm. 39.

Udara di gurun bisa diolah menjadi air, sebuah pilihan yang sangat tepat untuk mengatasi krisis air.

Beberapa hari yang lalu, di WAG warga RT kami ada sebuah pengumuman dari PDAM tentang tidak mengalirnya air secara bergiliran dengan jam-jam tertentu karena ada perbaikan pipa distribusi.

Kita menyadari pentingnya air ketika kita mengalami kesulitan air, atau tidak memiliki akses ke air sama sekali.

Dengan krisis air yang menimpa dunia saat ini, bahan-bahan luar biasa yang bisa menyedot air, bahkan dari udara gurun yang gersang, bisa memuaskan dahaga kita. Seorang teman saya, kapten kapal yang melakukan pelayaran sampai ke Dubai pada 1970-an, pernah beberapa kali menceritakan tentang keadaan di Dubai saat itu, dan banyak orang yang menjajakan air di pelabuhan tempat kapal teman saya itu bersandar.

Keadaan hampir 4 dekade kemudian, yaitu ketika saya mengunjungi Dubai pada 2007 dan 2008, tentu sudah sangat berbeda, dan saya menduga bahwa teknolgi pengolahan udara menjadi air mungkin sudah diaplikasikan di Dubai.

Bahkan negara-negara kaya akan rentan terhadap kekeringan karena temperatur planet bumi yang terus meningkat.

Sejarah mencatat bahwa teknologi ini awalnya dikembangkan di laboratorium di Universitas Kalifornia, Berkeley, saat para ilmuwan membalikkan keadaan yang kekurangan air, dari menghasilkan tetesan air dan sampai sekarang ini genangan air.

Dalam uji coba terbaru, bahkan sejumlah besar air disedot dari udara kering seperti di gurun.

Apa rahasianya? Penaburan kristal-kristal sintetis yang luar biasa berdasarkan ilmu kimia tertentu yang dirintis 2 dekade yang lalu, dengan implikasi potensial yang sangat dramatis.

PBB mengatakan bahwa jumlah orang yang tinggal di daerah dengan kelangkaan air mutlak, di mana pasokan air yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, akan meningkat dari 1,2 miliar pada 2014 menjadi 1,8 miliar pada 2025.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline