Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Update Teknologi: Chip Tianjic yang Bisa Mentransformasi AI

Diperbarui: 23 Agustus 2021   06:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Chip Tianjic. Sumber: global.chinadaily.com

Dari berbagai artikel saintifik saya, mulai dari Tabel Periodik Unsur-unsur Kimia, Fisika untuk Hiburan, hingga artikel-artikel lepas terkait sains lainnya, kita bisa melihat bagaimana sains dikembangkan terus-menerus untuk lebih mempermudah hidup manusia.

Satu hal yang menjadi keyakinan saya adalah bahwa yang menjadi ranah manusia adalah unsur Silikon, adik unsur Karbon, penyusun organisme, lihat artikel saya: Karbon dan Ranah Manusia (Silikon).

Eksperimen-eksperimen yang menyentuh ranah di luar Silikon, yaitu Karbon dengan senyawa organiknya, ranah Tuhan, berupa perangkat keras evolvabel (evolable hardware) tampaknya sudah ditinggalkan, karena bahkan saraf paling sederhana yang digunakan, yaitu saraf lintah, tidak bisa dikendalikan oleh manusia.

Akibatnya, kajian-kajian difokuskan ke penemuan prosesor dari generasi yang lebih baru (sekarang i9 untuk prosesor Intel) yang merambah semakin jauh ke dalam skala nanometer, dan akan terhenti karena masalah panas yang ditimbulkan oleh semakin banyaknya transistor yang dimampatkan ke dalam chip prosesor.

Alternatif yang tersedia adalah kajian tentang komputer kuantum yang membutuhkan waktu yang sangat lama dan biaya yang sangat besar.

Selain itu, karena gagal dengan penggabungan saraf lintah yang "sederhana" dengan chip konvensional, maka kajian-kajian serupa dialihkan ke replikasi atau peniruan fungsi saraf manusia, yaikni sebuah AI yang terinspirasikan oleh otak manusia untuk diaplikasikan dalam berbagai peralatan.

Dengan update teknologi dalam artikel ini, para pembaca yang mengikuti ulasannya tidak akan mengalami FOMO (Fear of Missing Out).

Sebuah chip komputer yang terinspirasikan oleh otak manusia bisa membuka jalan bagi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI), dengan jangkauan kemampuan yang lebih luas.

Sepeda otonom. Sumber: olhardigital.com

Chip tersebut telah digunakan untuk mengendalikan sepeda otonom, tetapi suatu hari nanti mungkin akan menggerakkan mobil swakendara (self-driving car) dan robot pintar.

Chip itu dibuat oleh Shi Luping dan rekan-rekannya di Universitas Tsinghua di China  dengan perangkat keras yang berbasis struktur otak manusia yang bisa menjalankan dua jenis algoritma.

Sampai saat ini, sebagian besar pendekatan untuk mengembangkan AI terbagi dalam dua kubu. Jenis algoritma yang pertama, dan yang lebih umum adalah jaringan saraf artifisial, yang merupakan model sederhana dari neuron yang didesain untuk menjalankan tugas-tugas pemrosesan komputer tertentu, misalnya pengenalan objek.

Suatu hari nanti, chip komputer fleksibel itu bisa mendayai mobil swakendara dan robot pintar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline