Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Bahasa Apa yang Digunakan dalam Sains?

Diperbarui: 11 Agustus 2021   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tabung sinar katoda, alat yang digunakan Thomson untuk menemukan elektron./Foto: Laniakea-rubikon

Bahasa sains adalah topik yang sangat menarik dan sangat rumit yang menarik perhatian banyak ilmuwan: filsuf, filolog, fisikawan, kimiawan, ahli biologi, dan banyak lagi.

Kajian tentang bahasa sains sangat penting karena sejumlah alasan, namun yang paling penting adalah, karena bahasa sains sangat rumit dan karena setiap cabang sains memiliki terminologinya sendiri.

Dulu, para ilmuwan sering berbicara tentang hal yang sama, namun masing-masing dengan caranya sendiri, dan akibatnya mereka tidak bisa saling memahami satu sama lain, dan ini menghambat kemajuan ilmiah.

Situasi seperti ini bertahan sampai beberapa lama, namun selama beberapa dekade terakhir, ketika banyak penemuan yang sangat penting dibuat pada perbatasan bidang-bidang pengetahuan yang tidak saling terkait, maka masalah terminologi dari bahasa sains telah menjadi hal yang paling penting.

Itulah sebabnya komite-komite khusus telah ditunjuk oleh akademi-akademi ilmu pengetahuan dan asosiasi-asosiasi saintifik dari berbagai negara dengan tujuan untuk menyusun sistem terminologi yang efisien, dan yang sangat penting, yang mencakup banyak cabang pengetahuan.

Kata-kata baru tidak dapat dikoin* begitu saja dengan cara lama, sesuka hati, namun apa yang harus dilakukan para ilmuwan yang selalu menemukan hal-hal baru dan hal-hal baru ini harus diberi nama, dan kata-kata baru harus dipikirkan?

*Definisi koin lihat artikel saya: Pojok Koin Johan Japardi, Bagian 1 (Bilingual).

Adalah hal yang sangat rumit untuk menemukan sebuah kata baru, dan sebenarnya, sangat sedikit kata yang benar-benar asli yang pernah disarankan oleh para ilmuwan.

Mereka hampir selalu melakukan sebaliknya, dengan mencoba mencari dari kata-kata yang sudah ada, yang kurang lebih memiliki makna yang dekat dengan apa yang mereka butuhkan dan menggunakannya untuk menunjukkan fenomena yang baru mereka temukan.

Ada beberapa cara untuk memilih kata seperti itu, tetapi hanya 2 cara yang paling banyak digunakan.

Yang pertama adalah menggunakan kata dari bahasa usang, paling sering Yunani atau Latin kuno, atau mengambil kata dari bahasa ibu si penemu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline