Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Fisika untuk Hiburan 48 (Cahaya): Manusia Tidak Kasat Mata Itu, Buta

Diperbarui: 5 Agustus 2021   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pidan. Sumber: daydaynews.cc

Pidan (baca: phitan), telur yang diawetkan, dalam bahasa Inggris disebut century egg (harf. telur seabad). Telur ini transparan tetapi kasat mata.

Pidan dengan warna-warna yang berbeda. Sumber: n.sinaimg.cn

Preparat Transparan 
Transparan (transparent) dan tidak kasat mata (invincible) adalah 2 istilah yang berbeda. Perbedaannya akan kita ulas dalam artikel ini, yang masih merupakan topik Cahaya dari Fisika untuk Hiburan.

Sepuluh tahun setelah novel The Invisible Man karya H.G. Wells diterbitkan, ahli anatomi Jerman, Prof. Werner Spalteholtz, mengaplikasikan gagasan Wells, bukan pada organisme hidup tetapi preparat (sediaan) spesimen mati. Sekarang ini preparat transparan organ dan bahkan seluruh hewan yang dibuat oleh Spalteholtz bisa dilihat di banyak museum.

Catatan:
Salah satu karya Spalteholtz yang sama tuanya dengan novel Wells (lebih dari 1 abad) bahkan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Binarupa Aksara, yaitu buku Atlas Berwarna Anatomi Kedokteran.

Secara singkat, metode pembuatan preparat transparan yang dikembangkan oleh Spalteholz pada 1911 adalah sebagai berikut:
Setelah perlakuan pemutihan dan pencucian, spesimen direndam dengan larutan  metilsalisilat dalam stoples.

Namun, preparat yang dibuat oleh Spalteholz itu tidak transparan sepenuhnya, karena jika preparat itu tidak kasat mata, malah akan menyulitkan si ahli anatomi itu, walaupun transparansi penuh bisa dia capai. (Inilah keadaan dalam eksperimen ilmiah di mana sesuatu yang bisa dilakukan tidak dilakukan karena berbagai alasan).

Ini tentu saja jauh dari impian Wells tentang seorang manusia hidup yang demikian transparan sehingga benar-benar tidak kasat mata. Pertama, karena kita harus tahu cara menangani jaringan hidup dengan cairan transparan tanpa melanggar fungsi organik. Kedua, karena preparat Spalteholtz transparan tapi kasat mata.

Preparat itu menjadi tidak kasat mata hanya ketika direndam dalam cairan dengan indeks bias yang bersesuaian, atau tidak kasat mata di udara, hanya jika indeks biasnya sama dengan indeks bias udara (yang ini yang belum bisa kita capai).

Namun mari kita bayangkan sejenak bahwa suatu hari kelak kita akan bisa melakukan hal ini dan mewujudkan impian Wells.
Wells sangat teliti, sehingga orang tidak bisa tidak mempercayai dia dan tesisnya bahwa seorang manusia yang tidak kasat mata pastilah manusia yang paling kuat. Ini sama sekali tidak demikian. Ada satu hal yang diabaikan oleh Wells.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline