Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Rubidium, Sesium, dan Fransium

Diperbarui: 26 Juni 2021   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam atom Sesium. Sumber: buku How It Works - Book of the Elements, hlm. 33.

Ruang vakum jam atom Sesium, di Laboratorium Nasional Fisika (National Physical Laboratory/NPL) di Inggris. Waktu resmi dunia, yaitu Waktu Universal Terkoordinasi (Universal Time Coodinated/UTC) didasarkan pada waktu yang disimpan oleh sejumlah jam atom Sesium, termasuk yang di NPL.

Dengan menulis artikel tentang Rubidium, Sesium, dan Fransium ini, maka lengkaplah pembahasan saya tentang golongan 1 yang terdiri dari unsur Hidrogen (H), lihat artikel saya: Hidrogen, Unsur dengan Inti Atom Paling Kesepian, dan unsur-unsur alkali: Lithium (Li): Lithium, Logam Paling Ringan, Natrium (Na): Garam Biasa dan Natrium, dan Kalium (K): Kalium Penyeimbang Natrium.

Tabel periodik unsur-unsur kimia, diadaptasi dari buku: Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia.

Rubidium
Rubidium (Rb) bernomor atom 37. Rubidium dinamai menurut kata Latin Rubidius, yang bermakna "merah paling tua," karena api berwarna merah yang dihasilkan saat unsur dibakar. Unsur yang sangat reaktif ini menyala jika kontak dengan udara.

Saat kontak dengan air, Rubidium bereaksi keras, menghasilkan gas Hidrogen dan banyak panas. Rubidium sering tidak terkonsentrasi dalam mineral tertentu, tetapi tersebar dalam jumlah kecil melalui berbagai mineral, seperti Leucite dan Pollucite. Sumber utama logam murni Rubidium adalah mineral Lepidolite.

Mineral lain, Rubicline, mengandung lebih banyak Rubidium tetapi mineral ini sangat jarang. Atom Rubidium sensitif terhadap cahaya dan bisa digunakan dalam sel fotolistrik (perangkat yang mengubah energi cahaya menjadi listrik) dan peralatan penglihatan malam.

Rubidium memiliki bentuk radioaktif, yang bisa digunakan untuk mengukur usia batuan.

Saat disuntikkan ke tubuh pasien, Rubidium menargetkan tumor, yang terlihat jelas pada pemindaian tomografi emisi positreon (positron emission tomography/PET).

Rubidium juga digunakan oleh elektronik peka cahaya yang disebut photomultiplier, dan dalam membuat isolator untuk kabel tegangan tinggi dan beberapa jenis kaca khusus.

Kimiawan Jerman Robert Bunsen dan Gustav Kirchhoff menemukan unsur Rubidium pada 1861, 1 tahun setelah mereka menemukan unsur golongan 1 lainnya, Sesium (Cs). Dengan penemuan ini, mereka sadar akan keberadaan unsur yang sebelumnya tidak diketahui, melalui garis-garis berwarna dalam spektrum yang dihasilkan oleh sampel ketika dipanaskan dalam api. Kedua kimiawan tersebut telah membuat katalog spektrum dari unsur-unsur yang diketahui, dengan menggunakan pembakar gas laboratorium yang ditemukan oleh Bunsen.

Bunsen menamakan unsur itu Rubidium karena dua garis merah tua dalam spektrumnya. Unsur murni Rubidium tidak diekstraksi sampai 1928.

Hanya sekitar 3 ton Rubidium murni yang diproduksi setiap tahun, sebagian besar sebagai produk sampingan dari ekstraksi Lithium.

Rubidium meleleh pada 39,3C, jadi bisa mencair pada hari musim panas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline