Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Peribahasa dalam Beberapa Bahasa tentang Sebab-Akibat

Diperbarui: 19 Juni 2021   19:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Sumber: literacyideas.com

Mengajarkan Sebab dan Akibat.

Saya mengamati bahwa dalam tema Peribahasa dalam Beberapa Bahasa tentang Sebab dan Akibat ini ada peribahasa yang disajikan dengan kocak dan ada pula dalam bentuk teka-teki. Akan tetapi, namanya juga sudah peribahasa, selalu ada kearifan yang sudah terkristalisasinya di dalamnya yang bisa kita petik dan aplikasikan dalam hidup sehari-hari.

Sebab dan Akibat
Berbicara tentang sebab dan akibat, siapa yang tidak pernah mendengar: Ada ubi ada talas, ada budi ada balas (Setiap perbuatan baik selalu ada ganjaran kebaikannya, setiap perbuatan jahat pasti ada balasannya), yang dalam bahasa Jawa disebut: Becik ketitik ala ketara (Perbuatan yang baik akan kelihatan baiknya, perbuatan yang jelek juga akan ketahuan).

Ada angin ada pohonnya (Segala hal ada asal mula atau sebab-sebabnya), dan orang yang semakin tinggi jabatannya akan semakin semakin berwaspada pula, karena anginnya.......... lebih kencang.

Oleh karena itu, jika ada kejadian yang tiba-tiba dan sulit diduga sebabnya, orang mengatakan: Tak ada angin tak ada hujan. Contoh: Tak ada angin tak ada hujan, anak itu nyemplung ke kali. Selidik punya selidik, ternyata HPnya terjatuh ke dalam kali itu. Jadi setiap akibat pasti ada sebabnya.

Jangan sepele dengan ungkapan "wani piro?" Kalau mau dapat barang bagus harus mengeluarkan uang yang banyak.

Dalam bahasa Mandarin ada peribahasa: Shou you yuantou, mu yu ken/air ada sumbernya, pohon ada akarnya (Setiap akibat ada sebabnya).

Sebab kecil akibat besar: Karena nila setitik, rusak susu sebelanga (Hanya karena satu kesalahan kecil, dapat menyebabkan semuanya salah).

Atau: Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai (Cita-cita tinggi, tetapi tidak ada daya upaya untuk mencapainya).

Sebab yang besar ada pada diri sendiri, tapi yang dilihat sebab yang sangat kecil pada diri orang lain: Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang pantai nampak jelas (Kesalahan diri sendiri tidak terlihat, tetapi kesalahan orang lain terlihat jelas). Contoh: Gara-gara dia uangku habis, setiap hari dia meminjam uang dariku, memang dasar tak bisa dipercaya dia. Nah lho, sudah tahu orangnya tak bisa dipercaya kok malah dipinjami uang?

Akibat yang Dirancang dan Akibat yang Kena Sasaran Lain
Kalau anak pergi ke pekan.
Hiu beli belanak beli.
Ikan panjang beli dahulu.
Kalau anak pergi berjalan.
Ibu cari sanak pun cari.
Induk semang cari dahulu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline