Neraca.
Sambil terus meningkatkan pemahaman dan pengamalan sila dasar segala dasar, Ketuhanan Yang Maha Esa, mari kita sambut sila ke-2, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yang saya batasi dulu dalam lingkup keluarga.
Kata "adil" dalam sila ke-2 ini diperluas dalam sila ke-5: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, jadi konsisten dengan urutan Pancasila sebagai pedoman dan petunjuk dalam menjalani keseharian hidup mulai dari pribadi demi pribadi, keluarga, masyarakat maupun bangsa Indonesia.
Sila ke-2 ini bahkan diaplikasikan lebih luas lagi, ke dunia. Ini terlihat dari Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945:
Alinea pertama: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
dan
Alinea ke-4: ..........., dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, .......................
Keadilan bermakna keseimbangan, seperti keseimbangan dalam sebuah neraca. Bahasa Inggris dengan jelas menunjukkan hal ini dari pendefinisian kata "balance," bisa keseimbangan bisa pula neraca.
Sila pertama adalah dasar bagi sila ke-2, atau dalam penimbangan, sebuah pedoman atau tetapan yang tanpanya penimbangan yang seimbang atau adil tidak bisa dicapai, yakni percepatan oleh gaya tarik bumi, dan kalibrasi neraca itu sendiri.
Penimbangan dengan neraca menggunakan anak timbangan dan benda yang hendak ditimbang. Demikian pula, penyeimbangan keadilan melibatkan dua belah pihak, si pemberi dan si penerima keadilan.
Neraca yang digunakan juga bervariasi menurut benda yang hendak ditimbang. Neraca untuk emas digunakan untuk menimbang emas dan neraca untuk besi tua digunakan untuk besi tua, tidak bisa saling dipertukarkan.
Saya beri contoh pemberi keadilan itu saya sendiri dan penerima keadilan Putri dan Eca, putri sulung dan putri bungsu saya.
1. Baju Baru
Putri lebih sering saya belikan baju baru ketimbang adiknya. Ini tentu saja tidak bisa menghindari timbulnya perasaan tidak diperlakukan dengan adil oleh Eca. Solusinya? Eca saya beri pemahaman bahwa: