Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Sumbangan Buku Saya ke Keraton Ngayoyakarta Hadiningrat

Diperbarui: 26 April 2021   06:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Koridor di Kedhaton dengan latar belakang Gedhong Jene dan Gedhong Purworetno.

Saya telah menceritakan tentang nyadran (nyekar/ziarah) pertama saya ke  makam para Sultan di Imogiri dan Kotagede pada 2005: Mengenang R.M. Panji Sosrokartono.

Tiba di Keraton.

Artikel kali ini adalah tentang nyadran kedua saya menjelang bulan Ramadhan 2008, dimana saya berkesempatan menyumbangkan buku terjemahan saya yang ketiga, Mitos dan Legenda China, ke Perpustakaan Keraton Ngayoggakarta Hadiningrat. Pada kunjungan ini, keraton masih sedang merenovasi bagian-bagian yang sebelumnya terkena dampak gempa.

dokpri

In memoriam: Ki Ageng Widyanto Suryo Buwono (1949-2012), pendiri Bakso Lapangan Tembak Senayan.

dokpri

nyadran-2008-06-6085ec9d8ede480cca6cb834.jpg

Penyerahan buku Mitos dan Legenda China untuk Perpustakaan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, diterima oleh kahumas Keraton, KGPH Tirun Marwito Jatiningrat, SH.

dokpri

Latar Belakang: Bangsal Trajumas yang runtuh diguncang gempa bumi 27 Mei 2006 lalu. Pemugaran dilakukan pada 1 Juli s/d 15 Desember 2009, dan diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, disaksikan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Dirjen Sejarah dan Purbakala Hari Untoro Dradjat, dan Dirjen Destinasi Kemendbudpar Firmansyah Rahim, pada 4 Januari 2010.

dokpri

Prasasti Tionghoa di depan Tepas Hapitopuro, belakang Bangsal Trajumas.

Keterangan:
Versi bahasa Jawa di bagian belakang prasasti berbunyi:
1. Ing Mataram duk rumuhun, telenging karaton Jawi, mangkya Mangku Buwono, nglenggahi damper mulyadi.
2. Prabaweng Pangwasa Prabu, muncarken prabeng herbumi, mangku sarawediningrat, Dera nrusken hujwalaning, Keprabon
Jeng Sri Mahraja, Lir lumaraping jemparing.
3. Tumujweng leres neripun, susatya tuwin mahoni, pamengku nireng buwono. Lus manis cipta tresnasih sih marma mring
bangsa Tionghoa, asli saking manca nagri.
4. Penrenahken manggenipu, ing papan ingkang pakolih laras lan upajiwanya, kang limrah samya mong gramin ing riki nagari
harja, tentrem pra dasih geng alit.
5. Bangsa Tionghoa Matur Nuwun/Harsayeng Tyas Tanpa Pamitan Bangkit Angucapana/ Mengkya Kinertyang Sela Mrih
Enget Saklami Laminya/Rat Raya Masih Lestari.

Dalam bahasa Indonesia:

dokpri

Tak terasa, kunjungan yang sangat mengesankan ini sudah berlalu 9 tahun.

Jonggol, 26 April 2021

Johan Japardi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline