Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Etimologi Hokkien yang Rancu: Kacang dan Kentang

Diperbarui: 24 April 2021   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diadaptasi dari: https://www.goodhousekeeping.com/home/gardening/a20706839/growing-peanuts/

Kacang tanah dalam bahasa Mandarin disebut 花生 huasheng, sedangkan kentang disebut 土豆 tudou, yang secara harfiah berarti: kacang tanah juga.

Dalam dialek Hokkien, terdapat kerancuan karena orang Hokkien kadang-kadang menyebut kacang tanah sebagai huasheng, tetapi lebih lazim menyebutnya sebagai thotau, yang dalam bahasa Mandarin ya tudou di atas, yang sangat berbeda artinya, yakni kentang.
Kata "kacang" kita adaptasi dari bunyi "huasheng" ini.

Kentang sendiri dalam dialek Hokkien disebut 洋薯 iuchi atau 馬鈴薯 malengchi. Kedua kata ini tidak digunakan dalam bahasa mandarin dan 薯chi (Mandarin: shu) sendiri berarti keladi.

Ini juga membawa pengaruh dalam bahasa Jepang, yang menyebut kentang sebagai 芋, atau 薯 atau 藷 (semuanya dibaca いもimo) dengan makna: umbi-umbian, keladi, atau kentang.

Jadi bagaimana ini? Kalau kita mau menyebut kacang dalam bahasa Mandarin maupun dialek Hokkien, gunakan huasheng (Mandarin) atau huasheng atau thotau (dialek Hokkien) dan bisa membedakan tudou sebagai kentang dalam bahasa Mandarin dan thotau sebagai kacang dalam dialek Hokkien. Butuh kecermatan.
 
Jonggol, 22 April 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline