Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Jenderal Yue Fei dan Dendam Kesumat Turun-temurun di dalam Cakue

Diperbarui: 24 April 2021   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makam Yue Fei di Hangzhou. Koleksi Pribadi

Salah sebuah kisah paling tragis dalam sejarah dinasti Song adalah fitnah keji yang dilakukan oleh Qin Hui dan isteri dan antek-antek mereka kepada Jenderal Yue Fei yang sangat terkenal itu, yang berujung dengan kematian sang jenderal dan putranya.

Yue Fei adalah seorang jenderal yang sangat setia kepada negara, yang atas restunya ibunya memilih pergi berperang demi membela negara ketimbang merawat sang ibunda. 

Ibunya bahkan menorehkan tato di punggungnya dengan kalimat 盡忠報國  jinzhong baoguo (melayani negara dengan kesetiaan sepenuhnya).

Atas jasa-jasanya bagi negara, Yue Fei dianugerahi gelar anumerta 武穆 Wumu oleh Kaisar Xiaozong pada 1169, and kemudian dianugerahi gelar anumerta 鄂王 Èwang (Pangeran È) oleh Kaisar Ningzong pada 1211 (nama gelar ini terukir pada batu nisan Yue Fei).

Gelar-gelar Anumerta pada Makam Yue Fei. Koleksi Pribadi.

Kisah heroik Yue Fei telah dituangkan dalam beberapa karya sastra, di antaranya trilogi karya Jin Yong, Pendekar Pemanah Burung Rajawali, Pasangan Pendekar Rajawali Sakti, dan Golok Pembunuh Naga dan Pedang Langit, sebagai seorang jenderal yang menguasai ilmu dan seni berperang, bahkan menulis Kitab Wumu Yisu (Strategi Perang).

Kaisar yang terkena hasutan Qin Hui memanggil Yue Fei pulang dari medan peperangan melawan dinasti Jin*  di utara. Setelah menangkap Yue Fei, putranya (Yue Yun), dan Zhang Xian atas tuduhan palsu.

Qin Hui dan istrinya, Nyonya Wang, sedang duduk-duduk di samping "jendela timur" sambil menghangatkan tubuh mereka di dekat perapian, ketika dia menerima sepucuk surat dari rakyat yang menuntut pembebasan sang jenderal. Qin Hui khawatir karena walaupun sudah hampir dua bulan disiksa, Yue Fei tidak bisa dipaksa mengakui tuduhan palsu pengkhianatan dan Qin Hui terpaksa harus melepaskan dia. 

Akan tetapi, setelah seorang gadis pelayan membawakan jeruk segar ke dalam ruangan tersebut, Ny. Wang menyusun siasat untuk mengeksekusi sang jenderal. 

Dia memberitahu Qin Hui untuk menyisipkan sebuah pemberitahuan eksekusi di dalam kulit jeruk dan mengirimkannya ke hakim yang menjadi juruperiksa.

*Ini Jin (lafal Indonesia: Cin) yang saya sebut Cina dalam artikel saya: Mengulik Kata "Cina" yang Salah Kaprah (Seharusnya: "China")

Demikianlah, sang jenderal dan kawan-kawannya pun dijatuhi hukuman mati sebelum Kaisar dan Qin Hui sendiri mencabut  surat perintah eksekusi tersebut. Persekongkolan ini dikenal sebagai "Rencana Jendela Timur."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline