Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Koreksi dan Keterangan Tambahan atas "Mengais-ngais China di Sunda"

Diperbarui: 30 April 2021   04:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Seperti yang saya janjikan dalam artikel "Kebelumtahuan yang Dipamer-pamerkan", inilah koreksi dan keterangan tambahan saya atas salah sebuah bab dalam buku "9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing" karya Alif Danya Munsyi, yakni bab "Mengais-Ngais China di Sunda" yang kebanyakannya adalah dialek Hokkien. (Kata "Cina" dalam bab ini sudah saya koreksi menjadi "China" sesuai artikel saya "Mengulik Kata "Cina" yang Salah Kaprah (Seharusnya: China").  

Naskah asli diketik ulang atas kebaikan hati Kolong Buku 

Koreksi dan Keterangan Tambahan Johan Japardi (naskah hasil koreksi diberi bercetak miring):*

Satu-satunya daerah republik yang paling sarat petunjuk tentang air adalah Jawa Barat. Ci dalam Cibodas, Cibeureum, Cihideung, Cihejo, Cibiru, Cikoneng, adalah air. Moga-moga ini bukan kebetulan, bahwa ci yang juga cai dalam bahasa Sunda, sama dengan dialek Hokkien cui (Mandarin 水 shui), yang berkaitan dengan filsafat China, bahwa 没有水就没有生命 meiyou shui jiu meiyou shengming (tanpa air takkan ada kehidupan)

Catatan:
Pernyataan di atas tidak akurat, karena, sebagai contoh, selain Sunda, setidaknya ada 3 suku di Indonesia yang menggunakan kata "air" dengan makna alternatif "sungai," yakni Jawa (banyu), Batak Toba (aek), dan Karo (lau).

Contoh:
Bahasa Jawa: 
Arti dari kata Banyuwangi:
Banyu: 1. air
Banyau: 2. sungai kecil (Osing)
Wangi : 1. bau harum /semerbak mewangi

Lebih masuk akal jika kata "Banyuwangi" bermakna "Sungai Wangi, "ketimbang "Air Wangi."

Bahasa Batak Toba: 
Aek, antara lain: air, sungai.

Bahasa Karo:  
Lau: air, sungai.

Timbul pertanyaan, apakah imigran pertama yang datang ke tanah Sunda itu dari China? Beberapa penelitian bangsa Barat tentang pitarah bangsa Indonesia, menunjukkan asalnya dari China, sekitar Yunan, disebarluaskan kembali oleh sarjana-sarjana Indonesia, mulai dari R.M. Ng. Poerbatjaraka, sampai R. Soekmono.

Catatan:
Informasi ini terbuka untuk diperdebatkan lebih lanjut, karena menurut saya etimologi kata-kata berbahasa Sunda, sebagaimana halnya dengan kata-kata berbahasa Indonesia, lebih dekat ke dialek Hokkien dan sebagian kecil ke bahasa Mandarin. Jadi, bukankah lebih tepat jika dikatakan bahwa asal muasal orang Sunda adalah dari provinsi Fujian (Hokkien), entah melalui provinsi Yunan atau tidak? Atau orang Sunda autochthonous (sudah mendiami tatar Sunda sebelum kedatangan orang China dari provinsi Fujian yang hanya membawa pengaruh berupa bahasa)?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline