Aula Peringatan Wu Jingzi di Kabupaten Quanjiao, Chuzhou.
Dari Catatan Harian 21 Desember 2011,
Karena kecintaan akan Sungai Qinhuai, dahulu aku meninggalkan rumah;
Aku berjalan naik turun di balik Jurang Akar Plum,
Dan berjalan mengitari Desa Bunga Aprikot;
Bagaikan burung hong yang rebah di sebuah dataran
Atau jangkrik yang berceletuk di halaman,
Aku biasa bersaing dengan para cendekiawan saat itu;
Tapi sekarang telah kutanggalkan jubah pembesarku
Seperti jangkrik yang berganti kulit;
Kucuci kakiku di sungai berair bening,
Dan di saat-saat bermalas-malas kuisi cangkirku dengan arak,
Dan kuundang beberapa teman baru untuk minum bersamaku.
Seratus tahun segera akan berlalu, jadi buat apa berputus asa?
Toh ketenaran abadi tidak mudah dicapai!
Menulis tentang orang-orang yang kukenal di Lembah Yangzi
Telah membuatku sakit hati.
Di hari-hari mendatang,
Aku akan berdiam di dekat tungku obat dan sutra Buddhisku,
Dan mengamalkan agama sendirian.
Wu Jingzi, Rulinwaishi (Sejarah Takresmi Para Cendekiawan), 1750.
Terjemahan bebas dari versi bahasa Inggris:
Wu Jingzi. The Scholars, penerjemah Yang Xianyi dan Gladys Yang, Foreign Language Press, Beijing: 2004, hlm. 722. Ejaan saya perbaharui.
Jakarta, 4 April 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H