"BERTAMU"
Wahai sepasang bahagia yang sebatangkara.
Segenggam asa menerjang rimba berbekal doa.
Asa yang tangguh itu terlempar jatuh.
Bercucur peluh menolak runtuh.
Wahai sepasang bahagia yang sebatangkara.
Menjelma rindu yang asing dikenang,
Panas di kening.
Membuat hati berkemarau,
Suara menjadi parau.
Dan kelopak mata menjadi danau.
Pada dua jiwa yang tak pernah bertemu.
Namun tetap jua membuahkan rindu.
Meski raganya patah,
Jiwanya musnah.
Tetaplah terjaga,
Pada rasa yang sama.
Pada dua jiwa yang tak pernah bertemu.
Tanah-tanah kering telah usai.
Langit petir guntur bertamu ramah.
Menyapu tanah kering dengan kebasahan.
Entah ke liang mana takdir mengotak-atik.
Dalam sumur ketulusan.
Jadilah detak,
Jadilah detik.
Bekerja keraslah.
Jadilah baik dengan definisi langit.
Hingga bahagia itu tak lagi sebatangkara.
Percayalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H