Lihat ke Halaman Asli

Jogi Alexander Sitorus

Pendidikan Multimedia - Universitas Pendidikan Indonesia

Sistem Pendidikan di Indonesia dan Pengaruhnya terhadap Sikap Toleransi dan Moral Anak

Diperbarui: 7 Desember 2022   02:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP TOLERANSI DAN MORAL ANAK

Oleh : Jogi Alexander Sitorus (2203602)

  • Pendahuluan
  • Latar Belakang

  • Indonesia dikenal sebagai negara multikultural atau pluralitas, yang artinya adalah yang memiliki keberagaman budaya terbesar di dunia, keberagaman etnis, budaya, suku, agama, ras yang terbagi diberbagai daerah.

  • Keberagaman bangsa yang ada di Indonesia harusnya menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi Kita, bukannya sebagai pemecah belah, maka dari itu Kita harus menjaga eksitensinya dari keberagaman perbedaan Kita untuk mencapai tujuan bersama yang terkandung didalam nilai pancasila,  yakni menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan bangsa salah satunya dengan sikap toleransi.

  • Namun yang sering terjadi dimasa sekarang ini justru Perbedaan tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman, yang akhirnya tak jarang menimbulkan konflik baik kecil maupun besar, yang berpotensi memecah belah negara Kita. Namun jika setiap dari Kita pribadi dapat menerima orang lain, membuka pemikiran yang terbuka dan lebih dewasa, dan menghargai dari setiap perbedaan tersebut, maka akan tercipta keharmonisan dan kebahagiaan didalam negeri ini.

  • Lembaga Pendidikan menanggung amanah untuk menyiapkan siswa untuk mampu bertahan hidup serta membentuk karakter yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku secara humanis, global, lokal, dan nasional (Tilaar, 2012). Institusi pendidikan berfungsi sebagai induk pengembangan, dan pembentukan identitas budaya suatu negara atau komunitas. Melalui pendidikan nasional, setiap bangsa menciptakan strategi pengembangan sumber daya manusia yang memiliki seperangkat karakter dan kompetensi untuk berperan aktif dalam perwujudan tatanan sosial yang adil dan beradab. Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya merupakan pencerminan dari upaya sadar sebuah bangsa untuk membentuk keberlanjutan warisan budaya dan jati diri sebagai bangsa bermartabat dan berdaulat (Musanna, 2017).

  • Dari pengertian diatas, maka bisa dikatakan, selain keluarga, pendidikan atau sekolah adalah lembaga yang mempunyai peran yang sangat vital untuk membentuk karaktek seorang anak sejak dini, dan menumbuhkan sikap toleransi mereka.
  • Dengan itu, diperlukan sistem pendidikan yang dapat mendukung dalam pembentukan karaktek siswa dan melahirkan sikap toleransi, kebersamaan, saling cinta dan menghargai sesama.


  • Pembahasan
  • Kajian Teori

  • Perilaku  menunjukan  cara  pandang atau respon  seseorang  terhadap  sesuatu atau seseorang lainnya.  Maka,  perilaku sangat  erat  kaitannya  dengan  konsep  diri.  Perilaku  oleh  Gerry  Martin  diartikan  sebagai  apapun  yang dikatakan  atau dilakukan seseorang(2008 : 3).Seseorang akan mengeluarkan suatu Perkataan dan Tindakan tersebut dikarenakan adanya dorongan yang membuat orang tersebut mengeluarkan perilaku tersebut, dorongan tersebut baik dari internal maupun eksternal.

  • Sikap seseorang terhadap sesuatu dibentuk oleh lingkungan di sekitarnya (Purwanto, Ichsan, Gomes, Rahman, & Irwandani, 2020).Sejatinya, saat kelahiran Kita, Kita masih mahkluk utuh yang belum memiliki sikap baik maupun buruk, tetapi seairing dengan perkembangan Kita, Kita menerima beberapa pandangan dari perilaku yang Kita terima atau pelajari dilingkungan sekitar Kita, yang nantinya membentuk karakter Kita sendiri, baik itu sikap yang baik maupun buruk, semua itu dibentuk dikarenakan input yang Kita terima dari lingkungan sekitar Kita.

  • Menurut Nata (2015), sikap baik dan buruk menjadi relatif dan nisbi pula, yakni baik dan buruk yang dapat terus berubah. Berdasarkan Kajian teori tersebut, maka dapat disumpulkan bahwa pembentukan sikap bisa didapatkan melalui sistem pendidikan. Di lingkungan keluarga atau rumah, sikap seseorang dapat terbentuk dengan cara dasar yaitu lewat peraturan atau kebiasaan yang ada didalam keluarga atau rumah tersebut, seperti pembiasaan pembersihan ruangan seperti menyapu dan merapikan barang yang telah dipakai, bertutur kata lembuta dan tidak pernah berucap kotor dan kasar didalam rumah. Secara otomatis, Anak akan memproses didalam otakmya untuk selalu mengulangi kebiasaan tersebut terus menerus selama berada didalam rumah, sehingga pembiasaan itu membentuk sikap baik pada anak tersebut, karena pembiasaan tersebut merupakan contoh pendidikan yang diajarkan oleh orang tua dan keluarga di dalam rumah sebagai upaya pembentukan sikap pada anak. Lingkungan rumah dan keluarga memiliki andil yang sangat besar dalam pembentukan perilaku anak (Subianto, 2013).

  • Maka dengan begitu, hal yang sama akan dapat dilakukan dilingkungan sekolaj, yang diterapkan melalui sistem pendidikannya. Siswa ditujukan untuk terbiasa melakukan sikap-sikap yang baik selama proses pembelajaran di kelas, menaati segala peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, dan kegiatan program sekolah yang mendukung pembentukan sikap siswa. Dengan  pembiasaan itu, maka siswa diharapkan untuk terbiasa melakukan kegiatan tersebut, sehingga secara tidak langsung membentuk sikap dan moral yang baik pada siswa.

  • Menurut Kementrian Pendidikan Nasional 2013 (Zaman, 2019), Terdapat 18 karakter atau sikap yang menjadi indikator keberhasilan pendidikan karakter. Namun 18 karakter ini belum dapat dikatakan terpenuhi bila berkaca pada kondisi pendidikan Indonesia saat ini. Salah satu dari 18 Indikator keberhasilan pendidikan karakter yang bisa dikatakan belum berjalan dengan baik yaitu Sikap Toleransi dan Bersahabat.

  • Kata Toleransi berasal dari bahasa latin yaitu Tolerare yang berarti sabar, menahan diri atau membiarkan sesuatu yang terjadi. Sedangkan menurut istilah, toleransi adalah sikap saling menghormati antar sesama manusia sesuai norma yang berlaku. Selain itu, Menurut Umar Hasyim, toleransi diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia untuk menjalankan keyakinan dan aturannya masing-masing selama tidak melanggar dan bertentangan syarat-syarat ketertiban dan perdamaian masyarakat. Jika Kita ingin menarik lebih dalam, maka Kita akan menemukan 2 pandangan penafsiran yang berbeda dalam menafsikrakn toleransi.2 Penafsiran yang berbeda tersebut sudah pasti antara positif dan negatif, akan Kita dapat memandang toleransin secara netral dari kedua sudut pandang yang berbeda. Pertama, penafsiran yang bersifat negatif yang menyatakan bahwa toleransi itu cukup mensyaratkan adanya sikap membiarkan dan tidak menyakiti orang atau kelompok lain baik yang berbeda maupun yang sama. Sedangkan yang kedua adalah yang bersifat positif yaitu menyatakan bahwa harus adanya bantuan dan dukungan terhadap keberadaan orang lain atau kelompok lain
  • Kata toleransi yang berarti membiarkan atau mendiamkan. Poerwadarminta (1986), mendefinisikan pengertian toleransi sebagai sikap ataupun tindakan yang memberikan kebebasan dan memperbolehkan orang lain untuk memiliki, pendapat, keyakinan, pilihan, agama, dan keputusannya sesuai dengan pilihnnya walaupun tidak santa dengan kita. Sedangkan pendidikan toleransi diartikan sebagai upaya untuk melawan dan menolak sikap radikalis me di kalangan siswa (Kurniawan, 2018). Murdiono, (2012) memprkuat pendapat tersebut, yang mendefinisikan bahwa toleransi pada dasarnya ditujukan guna membelikan latihan untuk dilakukan memberikan manfaat yang sangat dan dikembangkan secara luas dalam kehidupan masyarakat merupakan tujuan penting dari pendidikan toleransi dikalangan peserta didik di sekolah maupun kelompok sosial.

  • Toleransi merupakan sikap menghargai dan menghormati keragaman yang ada di lingkungan, baik itu secara agama, ras, bahasa, kebudayaan dan lain sebagainya selama tidak mengganggu dan melanggar norma yang berlaku (AlAnsori, 2018). Seseorang yang memiliki toleransi, tidak merasa tidak nyaman dengan keberadaan orang lain yang memiliki bahasa, agama, ras, kepercayaan dan pemahaman yang berbeda (Shaukat & Pell, 2020; Ta & Minaz, 2019). Michele dalam Wijaya, Fahreza, & Kistian (2019) mengutarakan bahwa seseorang dapat memperlakukan orang lain dengan baik, penuh pengertian, dan hormat melalui toleransi.Nilai Toleransi tak pernah melarang seseorang dalam melakukan nilai-nilai moral, melainkan untuk lebih menghargai adanya perbedaan. Sikap ini untuk mengajarkan kepada anak agar anak memahami konsep perbedaan, dan dapat lebih mengerti bahwa setiap individu itu berhak mendapatkan keadilan, kesetaraan, sikap penghargaan dan rasa hormat meskipun jika bertentangan dengan keyakinan atau perilaku mereka. Seseorang yang toleran akan selalu membuat pemikiran dan penilaian pribadi secara cermat dalam setiap pengambilan keputusan (Mahpudz, Jamaludin, & Palimbong, 2019).

  • Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi lembaga yang memberi adil terbesar setelah keluarga dalam memberikan bimbingan dan pemahaman kepada anak tentang bagaimana sikap toleransi yang baik sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Terutama bagi seorang Guru, dikarenakan guru dapat dikatakn sebagai orabg tua kedua bagi seorang anak, yang harusnya menjadi pengajar utama dalam membimbing anak menjadi seorang tolerab dan memiliki moral yang baik. Guru merupakan seorang tenaga pendidik yang memiliki tugas terbesar dalam mengarahkan siswa untuk bersikap lebih sopan dan terhindar dari masalah prilaku menyimpang. Sistem pendidikan Indonesia harus dibangun yang memiliki Visi dan Misi yang bertujuan untuk membentuk seseorang agar dapat menjadi anak yang baik yang sesuai dengan nilai dan moral yang berlaku di lingkungan masyarakat, guru mempunyai peranan khusus dalam hal pembinaan perilaku siswa.

  • Peran dan upaya guru baik dalam pembinaan toleransi dan peduli sosialdapat dilakukandengan beberapa cara, diantaranya dengan cara
    (a) Penyampaikan dan pembekalan materi yang berkaitan dengan proses pembinaan sikap toleransi dan peduli sosial,
    (b) Mengarahkan dan membimbing siswa untuk mengikuti kegiatan sosial dan pembiasaan di lingkungan sekolah serta
    (c) Membangkitkan rasa kepedulian pada diri siswa, rasa kebersamaan, cinta sesama dan tingkat sosial yang tinggi dalam diri siswa.

  • Dengan beberapa langkah yang telah dilakukan dalam Sistem Pendidikan Indonesia dalam menciptakan anak yang berkarkter, bermoral dan bertoleransi, maka dihrapkan bahwa tingkat Intoleransi dapat berkurang dan dinetralisir. Untuk menciptakan terwujudnya nilai toleransi dikalangan siswa, maka guru menciptakan sistem pendidikan yang menerapkan kegiatan belajar yang mengarah pada pengembangan sikap toleransi tersebut.

  • Dari beberapa pendapat para ahli yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa toleransi adalah salah satu sikap yang harus dimiliki dan tertanam pada diri setiap siswa untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan baik secara individu maupun secara kelompok seperti pada semboyan negara Indonesia yaitu "Bhineka Tunggal Ika" yang memiliki arti walaupun berbeda-beda tapi tetap satu jua (Salim, 2017). Karena Setiap siswa memiliki latar belakang, ciri khas, agama, suku, ras, kulit pemandagan dan keyakinan dan bahasa yang berbeda satu sama lain, maka dari itu setiap siswa diharapkan untuk harus saling menghargai satu sama lain. Tingginya Sikap toleransi sesama pihak niscaya akan menciptakan berbagai sikap  baik yang lain diantaranya yaitu persahabatan.
  • Kesimpulan dan saran
  • Kesimpulan

  • Penanaman sikap toleransi dan bersahabat dapat dilakukan melalui pendidikan, salah satunya yaitu pendidikan formal atau sekolah.

  • Sistem Pendidikan Indonesia sangat memegang peran penting dalam membina sikap toleransi pada siswa, hal ini dapat tercermin dari perilaku siswa yang selalu saling menghormati dan menghargai antar perbedaan agama, suku, budaya dan status sosial, yang dibawa dari kebiasaan sistem pendidikan sekolah yang membentuk karakter mereka menjadi seperti itu.

  • Jika Saya jabarkan, maka akan memuat beberapa poin yang menjadi kesimpulan, yaitu
    (1) sikap toleransi dan bersahabat dapat terbentuk melalui kebiasaan yang terulang, sehingga saraf otak siswa akan mengulangi kegiatan tersebut secara otomatis dikehidupannya sehari-hari yang hendak menjadikannya sebagai karakter dalam diri mereka
    (2) Orang tua dan keluarga tetap menjadi lembaga pertama dan yang terutama dalam membentuk nilai moral, karakter dan toleransi seseorang, akan tetapi diluar lingkungan rumah, itu sudah menjadi tugas utama seorang guru untuk menjadi pengarah siswa untuk menjadikannya anak yang bermoral karakter dan memiliki sikap toleransi yang tinggi
    (3) perlunya memasukkan nilai -nilai toleransi dalam materi pendidikan yang dibawakan guru hingga dapat membantu mempercepat pembentukan sikap toleransi pada siswa



  • Saran
  •  (1) bagi Kepala Sekolah, lebih meningkatkan pembinaan dan pelatihan terhadap guru-guru yang ada yang bertujuan untul mempertahankan dan meningkatkan kualitas guru dalam memberikan contoh perilaku toleransi pada peserta didik, (2) bagi Guru , mempertahankan dan terus meningkatkan peran guru sebagai model pembentukan karakter pada peserta didik,
  • (3) bagi peserta didik, diharapkan selalu membudayakan toleransi.
  • (4) bagi pemerintah, diharapkan selalu meningkatkan Kurikulum dan Sistem Pendidikan Nasional yang dapat menopang tujuan pembentukan nilai moral dan karakter dan penanaman sikap toleransi terhadap siswa.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline