Turnamen Hassanal Bolkiah memberikan suatu kejutan bagi penampilan U19, 3 kali pertandingan terakhir membuahkan hasil yang tidak bagus, dari pertandingan pertama melawan Malaysia tim garuda muda hanya menghasilkan skor kacamata, sedangkan di pertandingan kedua melawan Brunei yang menerapkan Strategi Parkir BUS , timnas U19 dikalahkan telak dengan skor 3 -1, tak berbeda jauh dengan skor melawan Brunei saat lawatan dengan Vietnam pun sama.
Gol gol itu terjadi karena kelemahan pertahanan Indonesia yang mudah dijebol oleh pemain lawan, Kiper utama Ravi pun mengalami performa yang kurang bagus, ia sering sekali Off Position, dan ironisnya pemain bertahan Indonesia juga tak mampu menjaga pertahan dengan baik.
Jika ditarik pangkal masalah penurunan Timnas U19, yang semula bermain dengan sangat efektif dan memiliki pola permainan yang bagus, tak tampak saat di turnamen HBT, namun sebelum Tim u19 di jadwalkan bermain di HBT, seharusnya dijadwalkan untuk ikut turnamen COTIF di spanyol, Namun apa yang dilakukan PSSI sungguh luar biasa memalukan, Seminggu sebelum berangkat ke spanyol tiba-tiba saja PSSI memutuskan untuk tak jadi memberangkatkan U19 ke COTIF namun malah memilih turnamen HBT di Brunei.
Betapa kecewanya punggawa U19 dan Staff Pelatih, kalau pembatalan itu sebulan lalu mungkin saja tidak masalah, bayangkan kita sudah mau berangkat, persiapan udah matang tapi seara mendadak dibatalkan, bagaimana tidak profesionalnya pengurus BTN, yang dipimpin dedengkot KPSI/
Tur NUSANTARA yang sampai 2 Jilid, yang kurang bermanfaat itu, karena hanya melawan tim amatir yang levelnya dibawah U19, menurut saya hanya dimanfaatkan PSSI UNTUK MENCARI UANG, dari hak siar dan antusiasme penonton yang hampir setiap saat memenuhi stadion ketika U19 main, apalagi setelah tur timur tengah yang mendapat hasil baik.
Agenda Indra Syafri seharusnya sudah sangt bagus, setelah terpaksa mengalah mengikuti jadwal PSSI untuk TUR MENCARI UANG 2 jilid, seharusnya mereka ingin mencari lawan yang lebih tangguh, dengan tur ke Eropa. Ini dimaksudkan untuk membiasakan U19 menjalani laga dengan lawan sepadan tau diatasnya sehingga terbiasa dengan permainan ketat, tak seperti lawan lawan di tur Nusantara yang mengakibatkan permainan menurun karena tidak ada perlawanan yang berarti saat tur Nusantara.
Mungkin saja para punggawa U19 kecewa berat karena mereka sudah memberikan pendapatan bagi Timnas tapi balasan yang mereka terimana tak sesuai harapan dan tetap saja dimanfaatkan untuk mencari uang, sebelumnya hak siar COTIF dipegang oleh MNC group, namun setelah turnamen HBT hak siarnya dipegang SCTV, 2 Stasiun tv yang membeli hak siar TV, berapa Uang yang didapat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H