Artikel ini mencoba membawa pembaca memahami kuasa doa yang sesungguhnya berdasarkan 1 Yohanes 5:1-5.
Handphone adalah alat komunikasi canggih yang memiliki berbagai ragam aplikasi, seperti: whatsapp, telephone, sms, instagram, dan lain-lain yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarga, teman, pacar, bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun di dalam jarak yang dekat maupun jauh. Sekarang ini, handphone sudah menjadi kebutuhan primer manusia setelah papan dan pangan, terutama bagi anak sekolah, mahasiswa, dosen, dan orang-orang yang bekerja di berbagai bidang pekerjaan yang mengharuskan mereka belajar dan bekerja dengan menggunakan teknologi digital secara daring (online) pada masa pandemi covid-19 yang masih mewabah dan tidak terkendali.
Namun jika kita ingin menggunakan handphone, tentu kita akan mengeluarkan banyak biaya atau dana seperti membeli pulsa dan paket internet atau data internet agar handphone dapat digunakan, tidak jarang juga sebagian dari kita membeli aksesoris tambahan yang membuat handphone kita tampak mewah dan menarik.
Dengan demikian, handphone memiliki peran penting di tengah-tengah kehidupan kita sebagai sarana komunikasi. Tetapi saudara-sadari sekalian masih ada teknologi yang lebih canggih dari dan tidak mengeluarkan biaya seperti handphone yang masih membutuhkan pulsa dan data internet agar dapat berfungsi dengan baik, yaitu; Doa. Doa adalah media komunikasi yang paling canggih di dunia. Doa dapat menghubungkan kita kepada Tuhan Sang Pencipta. Dengan doa, kita dapat berkomunikasi, mencurahkan isi hati, keterpurukan, dan permohonan kita kepada Tuhan. Doa hanya membutuhkan iman agar dapat terhubung dan terkoneksi dengan baik kepada Tuhan tanpa batas waktu, dimana saja, dan kapan saja kita dapat berkomunikasi dengan Tuhan. 1 Yohannes 5:1-5 mengajak kita untuk selalu percaya dan taat kepada Allah melalui doa dan pengharapan kepada Yesus Kristus. Doa yang disertai dengan iman yang bersungguh-sungguh kepada Allah memiliki kuasa yang sangat besar dan kekuatan yang melebihi kemampuan rasional dan nalar manusia dan memampukan kita untuk mengalahkan dunia.
Salah satu cara kita mengasihi Allah adalah percaya dan melakukan perintah-perintah-Nya. Dalam 1 Yohannes 5:1 kita dapat melihat orang-orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus yang lahir dari Allah, dan setiap orang yang percaya kepada Allah tentu mengasihi Allah, juga mengasihi Kristus yang lahir dari-Nya. Kita adalah anak-anak Allah sama seperti Yesus Kristus, putra tunggal Allah, yang diutus-Nya menjadi sahabat bagi seluruh orang percaya dan berkenan terhadap perintah-perintah-Nya.
Oleh karena kasih Bapa kepada kita, Yesus rela mengobarkan nyawanya di kayu salib untuk menebus segala dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita untuk menjadikan kita sebagai manusia kudus yang memperoleh kehidupan baru. Pengorbanan Yesus membawa perubahan didalam hidup orang percaya dan seluruh dunia. Manusia tidak lagi dipenjara atau diperdaya oleh nafsu duniawi yang dapat membawa kita kepada kematian dan maut. Tetapi kita yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat telah dibenarkan dan memperoleh kemenangan atas dunia. Manusia dibebaskan bukan karena pengetahuan atau kemampuan melalui pengalamannya, melainkan oleh karena Yesus yang memberikan nyawanya bagi dunia agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak lagi binasa dan tinggal di dalam maut, melainkan memperoleh kehidupan yang kekal (Yoh. 3:16).
Seorang remaja pria jatuh cinta kepada gadis cantik yang di lihatnya di gereja. Sebut saja namanya rahmat, suatu hari rahmat duduk bersebelahan dengan gadis cantik yang dilihatnya, dia pun berkenalan dan bertukar nomor agar dapat saling berkomunikasi melalui handphone. Komunikasi berjalan dengan baik, setiap harinya rahmat tersenyum oleh pesan yang dikirimkan gadis cantik tersebut kepadanya. Pada kesempatan selanjutnya, rahmat mengajak gadis itu beribadah bersama. Tidak ada penolakan dan respon negatif dari gadis tersebut. Rahmat menganggap bahwa si gadis telah terpikat oleh nya dan memiliki perasaan yang sama. Suatu ketika rahmat memikirkan bagaimana cara yang tepat untuk menyatakan cintanya agar dia diterima si gadis tersebut. Segala cara persiapan dilakukan, mulai dari berlatih cara berbicara menyatakan perasaan, membeli hadiah jadian, mendekor tempat jadian, dan menentukan hari baik atau tanggal cantik untuk jadian. Tibalah waktunya, rahmat mengatakan perasaannya dengan penuh perasaan. Tetapi si gadis tersebut menolak dan pergi meninggalkannya. Alangkah kecewanya rahmat dan marah. Segala usaha telah dilakukannya untuk mendapatkan hati gadis tersebut. Dia depresi dan mulai memikirkan hal-hal untuk mencelakakan gadis tersebut. Ketika dilihatnya gadis itu tertawa dengan teman-temannya, rahmat semakin marah dan segera ingin melukainya. Rahmat kemudian menarik gadis itu, membawanya ke tempat sepi dan melukai gadis itu.
Kita sering diperdaya oleh hawa nafsu dan keinginan kita. Demi mengejar kepuasan dunia, kita menganggap bahwa dunia harus seturut dengan keinginan kita. Keinginan untuk memiliki sepenuhnya dan membiarkan diri kita di hantui hawa nafsu. Kita terjebak di bawah alam sadar kita bahwa kita adalah makhluk yang berkuasa, tidak ada hal yang lebih kuat di bandingkan diri kita sendiri.
Oleh karena hawa nafsu, kita mendekatkan diri kepada dosa dan iblis. Kita menjadi manusia yang lengah dengan tipu muslihat iblis. Kepercayaan kita kepada Allah diombang-ambingkan. Kita lebih mengutamakan kepuasan duniawi dari pada keinginan kita untuk mengasihi Kristus. Tetapi 1 Yohanes 5:2-3 berkata, "Inilah tandanya,bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. Sebab inilah kasih kepada Allah yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya, perintah-perintah-Nya itu tidak berat". Apakah perintah Allah di dalam Yesus Kristus kepada kita?
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu (Mat. 22:37); dan,
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Mat. 22:39)
Manusia yang setia dan taat kepada perintah-perintah Allah adalah mereka yang mengasihi Allah dan memperoleh kemenangan untuk mengalahkan dunia di dalam Yesus Kristus. Dapatkah kita mengalahkan dunia? Ya, kita dapat mengalahkan dunia melalui iman kita. Iman menghasilkan kekuatan memenangkan kita untuk melawan dunia. Kita adalah anak-anak Allah yang dimenangkan melalui iman kita. Kematian Yesus di kayu salib melayakkan kita menerima anugerah Allah di dalam iman (Ef. 2:8). Keselamatan adalah pemberian Allah di dalam pengorbanan Yesus di kayu salib dan melayakkan kita memenangkan dunia (ayat. 4-5). Luther mendefinisikan salah satu syarat pembenaran bukanlah perbuatan baik yang dilakukan seseorang, melainkan sola fide, yang berarti hanya dengan iman. Oleh karena iman, kita dibenarkan dan memiliki potensi-potensi untuk menghadirkan kerajaan Allah di tengah-tengah dunia. Apa potensi yang kita dapat kita lakukan untuk menghadirkan syalom Allah?
Seorang penebang pohon memiliki sinso, parang, pisau dapur, dan sebagainya. Manakah alat yang akan dipilih dan digunakan penebang pohon itu untuk menebang pohon? Ya, sudah pasti sinso. Sinso sangat berguna jika digunakan menebang pohon. Namun apakah parang atau pisau tidak dapat digunakan menebang pohon? Jawabannya: tentu tidak. Parang dan pisau dapat digunakan menebang pohon, tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada sinso untuk menebang pohon tersebut. Kedua benda tersebut kemungkinan tidak relevan untuk menebang pohon, tetapi sangat dibutuhkan untuk memotong kayu-kayu kecil atau sisa-sisa penebangan pohon tersebut untuk digunakan kembali.
Jangan pernah bercermin dengan kesuksesan orang lain. Seolah-olah kita hanya pisau yang tidak dapat memotong pohon yang besar. Kita terjebak didalam suasana, saya harus bisa menjadi seseorang yang saya inginkan. Saya harus bisa menjadi dia yang memiliki banyak harta, pandai dalam setiap bidang pelajaran, bekerja di kantoran, dan lain sebagainya. Sehingga kita lupa bahwa kita memiliki potensi untuk dikembangkan didalam kehidupan kita. Jika pisau diasah terus menerus, sudah pasti dia akan tajam dan berguna membantu pekerjaan agar lebih mudah. Namun jika pisau tidak lagi diasah, maka dia akan berkarat bahkan ditinggalkan karena tidak berguna lagi. Kamu memiliki potensi yang sungguh besar didalam hidupmu. Kamu adalah anak-anak Allah yang memancarkan terang sorgawi di tengah-tengah dunia. Sebab Yesus telah dibangkitkan dari maut dan barang siapa percaya kepada-Nya tidak akan mati walaupun sudah mati tetapi memperoleh kehidupan yang kekal (Yoh. 11:25-26).
Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah anak Allah yang kudus, yang diutus bagi manusia sebagai penyelamat kita. Melalui pengorbanan-Nya kita telah dibenarkan melalui iman, bukan karena perbuatan-perbuatan baik ataupun pengetahuan dan pengalaman yang telah kita alami. Setiap orang yang memiliki iman dan percaya kepada Kristus adalah orang-orang yang taat dan setia terhadap perintah-perintah-Nya. Sehingga melalui iman, kita mendapat kekuatan yang sangat besar. Dan jika kita sungguh sungguh percaya bahwa Allah mengabulkan doa kita dan apa saja yang kita minta, maka kita telah memperoleh segala sesuatu yang kita minta seturut kehendak-Nya (1 Yoh. 13-15).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H