Lihat ke Halaman Asli

Kiss Me Kiss Me!

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemarin kecupanmu sangat memabukkan, kala itu senja datang dirintihkan oleh desau sepoi angin dan berselimutkan hujan. Kamu datang dengan gaun sutra ungu membungkus sosokmu yang entah aku tidak tahu terbuat dari apa.

Kita berkecup, lalu potongan kehidupan tersusun kembali. Aku menemukan hasrat, dan kamu bergumul dalam tangis. Elemen alam turun, dan kamu menenggaknya dan menyerahkannya ke mulutku seiring kecupanmu. Mataku terbelalak, entah karena kekaguman yang membuat dadaku serasa sesak..atau karena pedihnya tangis yang sudah bergumul dengan kamu...Lalu kamu berbisik," biar alam yang mengaturnya.."

Hari ini kecupanmu sangat berbeda

Tidak ada api, hanya dingin bibirmu yang rasanya hambar. Ke mana badai topan yang sudah kamu taklukkan kekasih? tunjukkan padaku ! ayo segera cium aku lagi... jika perlu gigit yang keras bibir ini. Agar hambarmu sedikit terasa mesti cuma oleh asin dari darah bibirku. Dan kulihat kemarau kering telah merontokkan rambut masa depanmu...lalu matahari berubah menjadi monster yang bukan menghangatkan, tapi telah menghancurkan kecanduanku akan ciuman. Lalu kamu menghilang. Dan aku mencarimu ke semak berduri, antara pohon kaktus dan ilalang...di sisipan awan yang tinggal sedikit-sedikit...

Dan aku mati rasa tanpa kecupan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline