Lihat ke Halaman Asli

Joe Frigerio Wassa

Penyuka Sepakbola

Urgensi Playoff Juara Liga1

Diperbarui: 24 Maret 2023   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Awal Maret, PSSI menggelar sarasehan Sepakbola Nasional di Surabaya. Dalam sarasehan tersebut, dikabarkan klub-klub liga 1 Indonesia sepakat menggelar musim 2023-2024 dengan format kompetisi penuh ditambah playoff penentuan juara untuk tim-tim yang berada di posisi empat besar pada akhir musim. Alasan yang dikemukakan untuk meningkatkan value dari kompetisi.

Dalam rilis yang disampaikan di berbagai media, format musim depan Liga 1 yakni kompetisi penuh kemudian empat tim teratas akan kembali diadu lewat sistem knock-out; posisi satu diadu dengan posisi empat, dua melawan tiga. Posisi satu dan dua dalam klasemen, akan berhak jadi tuan rumah. Pemenang knock-out melaju ke final yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Pertanyaannya, value seperti apa yang ingin ditingkatkan dari kompetisi dengan tambahan babak playoff untuk menentukan juara?

Bukankah  value dari sebuah kompetisi sesungguhnya tidak sekedar menambah jadwal tanding tetapi lebih kepada kedisplinan, fair play, dan konsistensi? Semua itu harus tergambar dalam ketepatan jadwal pertandingan, keberadaan pengadil/wasit yang berkualitas, kualitas stadion dan lapangan yang representatif, tumbuhnya komunitas supporter kreatif yang senantiasa mendukung tim tanpa kekerasan alias siap menang-siap kalah, fasilitas latihan klub yang terstandar dan yang terutama tentu terciptanya sebuah lingkungan kompetisi yang sehat dan berjenjang. Sehingga menciptakan habitat industri olahraga yang melahirkan atlit-atlit sepakbola hebat yang dinanti aksinya setiap pekan.

Urgensi dari tambahan babak playoff untuk menentukan gelar juara liga 1 patut dipertanyakan. 

Mengingat ini hanyalah hasil sarasehan, sebaiknya PSSI tidak langsung mengetuk palu tanda setuju. Perlu analisa lebih jauh dan mempertimbangkan banyak hal. Masih banyak hal urgen yang perlu dilakukan oleh PSSI untuk menentukan value kompetisi tidak sekedar tambah jadwal babak  playoff.

Dengan format kompetisi penuh tanpa tambahan babak playoff jauh lebih fair sepanjang unsur-unsur peningkatan value kompetisi seperti yang disebutkan diatas terpenuhi. 

Sebagai contoh, Peringkat 1 pada kompetisi penuh sepatutnya merupakan juara sesungguhnya tanpa perlu melawan peringkat 4 untuk menentukan juara. Kenapa? Karena sebuah tim sampai berada di puncak klasemen tentu merupakan hasil dari konsistensi meraih kemenangan sehingga bisa meraih poin tertinggi termasuk sudah bertemu bahkan mengalahkan peringkat 2,3, dan 4 pada klasemen secara kandang dan tandang. Untuk apalagi dihadapkan pada babak playoff?

Sungguh naif bila peringjat 4 yang sudah kalah secara kandang dan tandang pada kompetisi penuh dari peringkat 1 misalnya akhirnya menang di babak playoff melalui babak penalti hanya karena tim peringkat 1 banyak pemainnya yang terkena akumulasi kartu atau cedera. Lalu sang peringkat 4 melakukan hal yang sama pada babak final melawan pemenang antara peringkat 2 dan 3 yang mana pada kompetisi penuh tim peringkat 4 kalah baik kandang dan tandang. Tentu gelar juara yang diraih peringkat 4 justru valuenya berkurang karena dia kalah 2 kali dan cuma menang sekali itu pun melalui babak tos-tosan dan karena faktor-faktor lainnya.

Diatas hanyalah contoh skenario yang bisa saja terjadi. Karenanya, sekali lagi urgensinya apa merubah/menambah format kompetisi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline