Lihat ke Halaman Asli

Olahraga Itu Sehat

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Setiap orang pasti membenarkan judul artikel saya tersebut. Itu merupakan hal yang tidak dapat di pungkiri. Apapun alasan, pernyataan orang-orang tentang olahraga, tidak ada yang bisa menyanggah. Sekali lagi, olahraga itu sehat.

Olahraga itu beragam, tapi di sini saya hanya membahas salah satu cabang olahraga, yaitu sepak bola. Saya milih sepak bola, karena saya suka sepak bola. Setiap orang pasti suka sepak bola, bukan hanya saya.

Sepak bola merupakan olahraga favorit di dunia ini. Di belahan bumi manapun pasti banyak yang menggilai sepak bola. Besar, kecil, tua, muda, laki-laki, perempuan, semua orang di bumi ini pasti mengagumi sepak bola. Itu adalah fakta yang tidak dapat terbantahkan, sampai kapan pun.

Salah satu hal yang menjadi pusat perhatian dalam olahraga ini adalah pemain. Dia merupakan aktor utama, penentu bagus atau tidaknya permainan. Kalau di bilang, di merupakan otak permainan. Kalau bicara soal pemain yang saya kagumi, di deretan nama terdepan ada Xavi, pengatur serangan Barcelona ini sangat lihai dalam mengolah si kulit bundar. Jendral lapangan tengah Barcelona.

Nah, sepak bola pasti di mainkan di lapangan. Baik itu sepak bola atau futsal, pasti di lakukan lapangan. Di sana bukan hanya ada si pemain, melainkan official tim, pelatih, wasit beserta asistennya, dan yang tidak kalah pentingnya adalah pemain ke dua belas.

Apa jadinya kalau ada pemain sepak bola atau futsal yang merokok? Baik pemain itu profesional, amatir atau pemain antar kampung. Apakah masih pantas sepak bola itu di sebut sehat? Apakah pantas sepak bola di sebut sebagai salah satu olahraga yang menyegarkan tubuh?

Saya juga tidak habis pikir, kenapa mereka begitu mudahnya mengepulkan asap rokok di dalam lapangan? Apakah mereka tidak tahu bagaimana dampak rokok tersebut? Atau mereka tidak tahu aturan? Mungkin lebih kasarnya mereka tidak berpendidikan dalam hal ini. Saya hanya bisa menghela napas, tidak bisa berbuat banyak. Mereka tidak bisa di larang dan tidak ada yang bisa melarangnya, kecuali pihak-pihak yang berkepentingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline