Lihat ke Halaman Asli

gema ketakutan

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gema itu terseret angin persekutuan
mencabik kering ponggah keagungan
Pucat bahkan terlihat pasi
mati itu tak bernafas

otaku seperti menarik narik benci tanpa noda
Patah berbayang bayang
Ponggah meluap penuh kebebasan.
merdeka ku teriakan
benci hanya itu yang menyeret kepalaku

angin berputar menaikan nafas kudaku.
ada putaran beraturan
oh darahku medesir meluap naik

mataku liar, permainan di mulai
pahlawan, gelar hebat yang terasa sebatas manik manik bisu
Tuhan yang begitu kuAnggungkan benarkah kau ada? ''ada jawab hatiku''
kau bukan pencipta sejati
saat umatmu nan putih putih
bermantrubasi dengan merah nyala kemurkaan

mana ajaranmu yang penuh sayang menyayangi
utusanMu tak bisa melumurkan kuas kedamaian

apa malaikatmu tertusuk jarum panah rahwana?
atau iblis itu benar ada?
atau akulah iblisnya

Andai tak kau ciptakan hitam dan putih
Andai tak kau ciptakan siang dan malam
Andai tak kau ciptakan langit dan bumi
Andai tak kau ciptakan kotor dan bersih
Andai tak kau ciptakan iblis dan malaikat
Andai tak kau ciptakan pintar dan bodoh
Andai tak kau ciptakan nafsu dan rasa
Andai cintaku padaMu selalu ada, tak berlebihan dan tak pernah hilang
Andai dan andai itu pintaku selalu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline