Lihat ke Halaman Asli

Malaikat Penghuni Neraka (Praktik Perdukunan)

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

OLEH : Joni Purnomo (putra lensa)

Matahari segera terbit, duniapun akan melihat semua aktifitas manusia. Seorang wanita setengah baya yang cantik dan rendah hati membersihkan dapur dan memasak untuk sarapan anak-anak dan suaminya. Dia bu Nurjannah, seorang guru sekolah dasar yang rendah hati dan penyayang murid-muridnya. Bu Nurjannah mempunyai 2 orang anak, Dafa dan Aina. Dafa kini sedang menjalani pendidikannya di perguruan tinggi negeri, sedangkan Aina masih duduk di kelas 2 SMA. Dafa dan Aina memiliki seorang ayah yang bertanggung jawab dan pekerja keras, Pak Bima. Pak bima yang kesehariannya bekerja sabagai pegawai dikantor pemerintahan sangat menyayangi keluarganya. Dengan hidup yang penuh kesederhanaan, pak bima mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai keperguruan tinggi. Dafa yang penurut pernah beberapa kali mendapatkan beasiswa dari universitasnya. Dafa dan Aina memang  disiplin dan dikenal pandai oleh teman-temannya. Keluarga ini sangat benci dengan kesombongan. Tak heran keluarga ini dikenal keluarga yang ramah oleh tetangganya.

Saat semuanya beraktifitas, rumah keluarga pak Bima memang kosong tanpa ada pembantu atau orang terdekat yang menjaga rumahnya. Kecuali pak hasyim, adik dari pak Bima sekaligus paman dari Dafa dan Aina. Rumah pak Hasyim tidak jauh dari rumah keluarga pak Bima, kira-kira 50 meter dari rumah pak Bima. Pak Hasyim sudah memiliki istri bernama bu Diah dan seorang anak yang bernama Elsa. Elsa baru duduk dikelas 5 SD. Siang itu, pukul 08.15 wib saat semuanya pergi, termasuk Elsa anak pak Hasyim yang telah berangkat kesekolah dengan secangkir kopi panas buatan istrinya yang menemani pak Hasyim diteras rumahnya, secara tidak sengaja pak Hasyim melihat seorang warga yang berjalan mengamati rumah pak Bima. Dengan yakin Pak hasyim memanggil warga tersebut dengan suara keras.

“Ehh,,Aan” teriak pak hasyim sambil mengangkat tangan sebagai isyarat menyuruh Aan mampir kerumahnya.

“Iya pak Hasyim “ jawab Aan dengan wajah tersenyum

“sini ,temani bapak ngobrol sini,,”sambil memukul kursi yang diduduki pak Hasyim.

Dengan melangkah pasti ,Aan seorang pemuda komplek tersebut  menuju rumah pak Hasyim untuk menemani pak Hasyim mengobrol.

“ma....mama....” teriak pak Hasyim memanggil istrinya

“iya pa....”jawab bu Diah setelah didepan pintu.

“Eh nak Aan”Bu Diah memandang wajah Aan.

“mau ibu buatkan kopi nak Aan?” tanya bu Diah kepada Aan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline