Lihat ke Halaman Asli

Dialektika Seorang Pria

Diperbarui: 1 Juni 2017   05:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dialektika seorang pria by : jodisetiawanp

Harusnya kita ini sudah dalam tahapan 'bergerak' dari kesedihan dan kekecewaan masa lalu yang berkepanjangan, walau tidak tersurat secara jelas, namun aku paham betul kondisimu yang semacam itu.mulailah bangun sebuah keseriusan dan perencanaan-perencanaan, kesinisanmu terhadap suatu hubungan dan tetek bengeknya mari kita rawat bersama untuk kita tertawakan berdua. peresmian? upacara peresmian dengan metode perpacaran hanya dilakukan oleh kalangan remaja SMA, namun kalau kau ingin menikmatinya sekali lagi aku juga masih bersedia,jika tidak berminat ya sudahlah tidak usah dipikirkan soal status tersebut. 

Lagi pula metode peresmian kuno itu cuma formalitas para remaja dan kita jelas bukan diantaranya, kalaupun kita bicara peresmian aku lebih senang berbicara didepan seorang berpeci dan berjabat tangan dengannya secara erat sambil berucap " saya terima nikahnya (namamu) binti (nama ayahmu) dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai."

Lantas untuk beberapa alasan pribadi, engkau masih dalam tahap penyeleksian kesempurnaan lelaki,baiklah aku memahami sifat alamiah tersebut. aku paham betul kekurangan dan kelebihan ku, dan kau juga pasti mengetahui dan punya penilaian sendiri, namun sejajarkah penilaianmu dan pemahamanku ? lagi lagi mari kita diskusikan secara sederhana dalam balutan cinta yang 'Rahiim'. kekurangan dan kelebihanmu pun akan ku tertawakan sambil kuselipkan pujian setitik dua titik untuk penyemangat jiwamu. karna ini akan menjadi puzzle yang menyenangkan untuk dimainkan setiap saat, satu bagian puzzle yang ada tonjolan melengkapi rongga bagian puzzle yang lain.

Di dalam beberapa perenungan, keraguan akan dirimu selalu saja melewati koridor koridor keputusan, bukan menimbang kualitas akan dirimu, namun lebih pada apa yang terjadi secara realita dalam dialektika seorang laki laki, dalam keadaan seperti ini apakah memang dibenarkan untuk perjuangan, perjuangan dengan tirai ketidak pastian selalu menghadiri, karna dalam kisah sebelumnya aku sudah beberapa kali ber reinkarnasi hingga sampai pada titik aku mati abadi dan terhenti dalam perjuangan. Mati abadi sejatinya adalah kehampaan ditengah perjalanan waktu.

aku pun memahami akan keragu raguan atau ketakutanmu jika memilih pasangan hidup yang salah, namun akan kupastikan jika ragu ragumu dan ketakutanmu akan kekecewaan masa lalumu TIDAK AKAN PERNAH terulang,aku juga mampu berkolaborasi bersama hitam diatas putih dengan menghadirkan notaris yang bersangkutan.
jaminanku terhadap dirimu adalah,
'bila aku ingkar janji maka identitas dan personalitas kelelakianku boleh engkau ragukan bahkan engkau batalkan'.

- Ku sampaikan pada media ku sendiri, karna tak ada media komunikasi yang subur antara engkau dan aku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline