Kucing merupakan hewan mamalia yang memiliki kemampuan reproduksi yang istimewa. Kucing dapat hamil sejak usia 4 -- 6 bulan. Pada umumnya, kucing dapat melahirkan 3 -- 5 anak dalam satu masa kehamilan. Pada kasus abnormal, kucing dapat melahirkan hingga maksimal 19 anak. Selain itu, kucing tidak memiliki siklus menopause sehingga dapat terus menerus beranak sepanjang hidupnya. Di Indonesia, hal ini menyebabkan permasalahan overpopulasi pada kucing. Overpopulasi dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan, tingkat kelahiran yang meningkat, penyebaran yang tidak merata, dan penurunan tingkat kematian. Maka dari itu, sterilisasi pada kucing sangatlah penting untuk dilakukan. Salah satu tujuan dari sterilisasi yaitu untuk mengontrol populasi dan juga sebagai salah satu alternatif pengobatan dalam kasus reproduksi.
Sterilisasi adalah tindakan operasi pengambilan organ reproduksi pada hewan jantan atau betina. Sterilisasi pada hewan jantan disebut dengan kastrasi yaitu pengambilan testis. Sedangkan, sterilisasi pada hewan betina dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu ovariektomi, histerektomi, dan ovariohisterektomi. Ovariektomi adalah proses sterilisasi pada hewan betina yang dilakukan dengan cara mengambil bagian ovarium tempat produksi sel telur dan hormon. Histerektomi proses sterilisasi pada hewan betina yang dilakukan dengan mengambil bagian rahim. Ovariohisterektomi adalah proses sterilisasi pada hewan betina yang dilakukan dengan mengambil ovarium dan rahim.
Prosedur sterilisasi pada kucing dilakukan dengan melakukan anestesi umum sebelum tindakan operasi dilakukan. Pada kucing jantan, kastrasi dilakukan dengan membuat sayatan pada vas deferens, atau saluran yang menghubungkan testis dengan penis. Cara umum lain yaitu dengan membuat sayatan kecil pada skrotum lalu mengeluarkan testis. Lalu dokter hewan akan menggunakan jahitan untuk mengikat saluran sperma sebelum testis dipotong dan diangkat. Sayatan pada skrotum tidak perlu dijahit karena skrotum memiliki sifat yang elastis sehingga luka akan mudah kering dan menutup kembali. Kucing jantan akan sembuh total dalam waktu dua minggu setelah prosedur.
Prosedur sterilisasi pada kucing betina lebih rumit dibandingkan dengan sterilisasi kucing jantan. Pada kucing betina, dokter hewan akan melakukan operasi dengan membuat sayatan kecil pada abdomen, di bawah pusar. Kemudian, rahim dan ovarium dikeluarkan dari sayatan sebelum dipotong dengan cermat. Sayatan bedah membutuhkan beberapa lapisan jahitan agar lebih aman. Bekas luka sayatan akan sembuh dalam minggu pertama setelah prosedur, dan jahitan dapat dilepas dalam waktu 7 hingga 10 hari.
Sterilisasi juga memiliki sejumlah manfaat penting, yaitu:
1. Mencegah populasi kucing yang tidak terkendali
Satu pasangan kucing dapat menghasilkan banyak keturunan dalam waktu singkat. Sayangnya, banyak kucing liar atau kucing rumah yang tidak dikawinkan secara bertanggung jawab menghasilkan keturunan yang tidak diinginkan. Dengan sterilisasi, populasi kucing yang tidak terkendali dapat dikendalikan, mengurangi jumlah kucing yang terlantar atau hidup dalam kondisi yang tidak layak.
2. Mencegah masalah kesehatan pada kucing betina
Kucing betina yang tidak disterilkan berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan reproduksi. Mereka dapat mengalami infeksi rahim, tumor ovarium, atau kanker payudara. Sterilisasi pada kucing betina mengurangi risiko ini secara signifikan, menjaga kesehatan dan umur panjang mereka.