November Selalu bersemi pada musimnya, namun Ia lupa menghapus luka yang pernah ada.Luka yang penuh kenangan Kelam di masa itu.Dimana kita bertemu namun tak untuk bersatu.Bersatu hanya sebentar lalu pergi tanpa kata.
Mungkinkah kenang yang pernah Kau rajut dapat terwujud kembali? Sembari mengenang bekas rajutan kenang yang kelam. Saat sanubari terisak dan meraung terasa tak ingin berpisah dari peluh dan kenang kalbu itu. Teriris dan perih tak ada habisnya
Wahai Kamu yang pernah hadir dengan sejuta kisah indah,Yang tak pernah membiarkan kisah itu Ku kenang sendiri Dimanakah dirimu berada? Secepat itukah Engkau berpaling?
November memang bersemi tapi tidak dengan RinduKu.Engkau meninggalkan Kisah penuh rindu redam itu tanpa berpikir akan rasa yang pernah ada.Diri ini tunduk akan Kedaulatan yang Kuasa Namun Rindu tak bertepi itu tetap Bergejolak.
Semoga Rindu itu terbalaskan meskipun hanya untaian Doa yang tersampaikan Ke telinga Mu. Ini bukan soal Rindu namun Utang kenang yang belum terbayarkan sepenuhnya. Terimakasih telah memulai di November yang bersemi namun tak bertunas dan Layu.
Rote, 20 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H