Lihat ke Halaman Asli

Pembelajaran Dalam Perjalanan: Ekskursi Al-Ittifaq 2024

Diperbarui: 19 November 2024   16:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pengalaman terbaru dan terakhir saya sebagai pelajar menengah atas mencakup toleransi. Toleransi sendiri merupakan suatu konsep yang sering didorong untuk menjadi salah satu nilai utama kita sebagai pelajar di negara multikultural. Pentingnya keterbukaan di dalam suatu perbedaan adalah kunci untuk membuka pintu selebar mungkin untuk kemajuan tanpa adanya hambatan seperti intoleransi.


Bayangkan saja, Anda sebagai seorang ambisius dengan impian tinggi, tetapi karena prasangka seperti stereotipe, terus menerus terhalang dalam segala hal. Apabila seorang itu adalah Anda, mungkinkah Anda meneruskan impian dengan waktu yang singkat?
Ekskursi 2024 bukan hanya sebuah rangkaian kegiatan yang menantang fisik dan mental. Namun, pengalaman singkat yang membekas dalam ingatan saya. Ekskursi ini adalah sebuah proses panjang yang menuntut setiap Kanisian untuk menumbuhkan karakter, memahami arti perjalanan, dan akhirnya membentuk diri sebagai pribadi yang lebih matang. Melalui perjalanan yang kita lalui, terdapat banyak makna yang terkandung dalam setiap langkah, interaksi, dan peristiwa yang terjadi selama kegiatan ekskursi ini.

Sebagai seorang pelajar, pengalaman mengikuti ekskursi memberikan kesempatan untuk belajar tidak hanya dari buku, tetapi juga dari dunia nyata yang penuh dengan dinamika dan keindahan alam. Menempatkan diri dalam suatu perjalanan dengan utuh adalah bagian dari sebuah proses formasi karakter. Mengutip dari Emerson, hidup adalah perjalanan, bukan sekedar tujuan. Melalui setiap perjalanan yang kita tempuh, termasuk ekskursi ini, membawa kita lebih dekat kepada pemahaman tentang siapa kita, nilai yang diperlukan di dunia, dan bagaimana kita berinteraksi dengan dunia sekitar.

Pengalaman saya di pesantren Al-Ittifaq fokus pada satu hal yang sangat penting, yaitu toleransi. Konsep toleransi ini tidak hanya muncul dalam perbincangan sehari-hari, tetapi benar-benar diuji dalam banyak momen selama ekskursi. Sebagai pelajar di Indonesia yang hidup dalam masyarakat multikultural, kita diajarkan untuk selalu menghargai perbedaan. Namun, pada kenyataannya, hidup dalam keberagaman juga menghadirkan tantangan tersendiri.

Salah satu pengalaman yang paling mengesankan merupakan perbedaan tradisi keagamaan yang kita miliki. Kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh para santri, yang beragama islam, berbeda dengan kegiatan saya yang beragama katolik. Saat berada di pesantren Al-Ittifaq, kita menjadi santri sementara sehingga kita diperlakukan bagai santri sebenarnya di pondok pesantren kita. Kegiatan pertama yang berbeda dengan kebiasaan saya adalah sholawat dan ngaji pada waktu sebelum matahari terbit. Kita semua dibangunkan saat waktu masih subuh untuk menjalankan pengajian pakaian yang biasa dipakai umat muslim. Pada saat itu pula pertama kali saya masuk masjid. Megah dan indah, itu adalah kesan terkuat ketika menapak kaki ke dalam masjid. Melihat keindahan tempat ibadah membuatku jauh lebih semangat dari saat aku baru datang ke pesantren karena jauh melampaui ekspektasi saya yang awalnya rendah. Melalui pengajian, saya mendapatkan pengalaman secara langsung mengenai perbedaan antar umat beragama.

Selain itu, kami juga melakukan perjalanan ke suatu curug yang memiliki jarak cukup jauh dari tempat tinggal saat itu. Perjalanan jauh dan menjadi ujian bagi setiap peserta. Kami harus mendaki jalanan yang berlereng dan melewati jalur tanah yang licin. Namun, setiap langkah yang kami ambil di sana mengajarkan kami untuk tidak hanya bergantung pada fisik, tetapi juga pada ketahanan mental. Kami saling mendukung dan berbicara satu sama lain untuk mempercepat jalan waktu. Dalam perjalanan ini, saya melihat pemandangan indah yang mengubah perspektif hidupku mengenai kecepatan hidup. Mereka yang hidup di pedesaan memiliki kehidupan yang penuh dengan tantangan fisik, tetapi diimbangi juga dengan keindahan yang menghilangkan penat pada mental.

Perjalanan ini mengingatkan saya pada filosofi Emerson bahwa hidup adalah perjalanan. Setiap perjalanan, baik fisik maupun mental, merupakan proses pembelajaran yang tak ternilai. Pengalaman ini memberikan kesempatan untuk mempraktikkan nilai-nilai yang selama ini diajarkan di dalam kelas, seperti disiplin, tanggung jawab, kerja sama, dan, tentu saja, toleransi.

Motto yang saya dapatkan setelah melalui perjalanan ini adalah, "Toleransi adalah kekuatan yang memungkinkan kita untuk berkembang dalam perbedaan." Melalui toleransi, kami bisa melihat dunia dari sudut pandang yang lebih luas, membuka diri untuk belajar dari orang lain, dan menghargai setiap perbedaan sebagai bagian dari kekayaan budaya yang ada.

Ekskursi ini adalah bagian dari sebuah proses formasi karakter. Melalui perjalanan ini, kami diajak untuk memahami lebih dalam arti dari disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama. Setiap langkah dalam perjalanan ini memberikan pelajaran yang tak ternilai. Toleransi tidak hanya berarti saling menghargai, tetapi juga tentang bagaimana kita bekerja sama dalam perbedaan untuk mencapai tujuan bersama.

Seiring berjalannya waktu, saya semakin menyadari bahwa perjalanan ini bukan sekadar tentang mengunjungi tempat baru, tetapi tentang bagaimana kita menjalani kehidupan sehari-hari dengan sikap yang lebih terbuka, lebih bijaksana, dan lebih menghargai perbedaan. Setiap peristiwa, setiap momen, dan setiap interaksi dalam ekskursi ini telah memberikan saya pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar saya. Toleransi, yang awalnya saya anggap hanya sebagai nilai abstrak, kini menjadi sebuah prinsip hidup yang dapat memandu saya dalam menjalani hubungan dengan orang lain, dalam pekerjaan tim, bahkan dalam menghadapi tantangan hidup yang lebih besar di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline