"Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih. Akan tetap hidup, tetap menuntut bela, siapapun lawan yang aku hadapi."
-Jenderal Sudirman
Kita mengetahui bahwa setiap negara akan mengalami ancaman, ancaman dari luar maupun ancaman dari dalam negara. Ya, ancaman-ancaman dari luar merupakan ancaman-ancaman yang kita harus waspadai dan perhatikan. Tetapi terkadang perhatian tersebut menyebabkan kurangnya kewaspadaan atau perhatian kepada ancaman-ancaman yang justru dekat dengan kita yaitu ancaman-ancaman dari dalam negara.
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sangat kaya akan keragaman/perbedaan. Keragaman-keragaman tersebut berupa suku, ras, agama, bahasa daerah, budaya dan masih banyak lagi. Hal tersebut merupakan hal yang harus kita, sebagai bangsa Indonesia banggakan dan tahankan. Tetapi keragaman itu juga dapat menimbulkan banyak sekali konflik, salah satunya adalah perpecahan atau disintegrasi.
Sudah dari dahulu Indonesia mengenal disintegrasi, perjuangan bangsa Indonesia untuk menjadi satu seperti sekarang memerlukan usaha yang sangat berat. Disintegrasi di Indonesia sudah dapat ditemukan dari saat sebelum Indonesia merdeka sampai sesudah Indonesia merdeka pun masih banyak sekali disintegrasi seperti adanya PKI Madiun, pemberontakan DI/TII, PRRI dan masih banyak lagi.
Disintegrasi tidak berhenti sampai situ, karena pada zaman sekarang pun kita masih mengalami disintegrasi dalam negara kita sendiri, Indonesia. Maka dari itu, sebagai warga negara yang menjalankan tugasnya dengan baik, kita harus terus mempertahankan kesatuan Indonesia, salah satu caranya adalah dengan mengenali dan menerapkan integrasi.
Jadi, apa itu integrasi? Integrasi merupakan proses yang mempersatukan berbagai kelompok menjadi satu kesatuan yang utuh. Integrasi bukan mempersamakan sesuatu menjadi semua sama, tetapi mempersatukan berbagai perbedaan yang lalu akan bersatu menjadi satu kesatuan. Integrasi dapat terwujud dengan beberapa cara, beberapa contoh dari integrasi adalah pelaksanaan gotong royong, akulturasi dan asimilasi budaya daerah tertentu ke dalam kultur masyarakat lain, toleransi beragama, sekolah-sekolah memperkuat dan membangun rasa nasionalisme pada murid-murid.
Akan tetapi, sama seperti memperjuangkan kemerdekaan, integrasi merupakan hal atau proses yang sangat sulit untuk dilakukan karena banyak faktor penghambat. Beberapa faktor penghambat yaitu, masyarakat Indonesia yang beraneka ragam, wilayah Indonesia yang sangat luas, etnosentrisme, tidak meratanya pembangunan, dan masih banyak lagi.
Hal tersebut dapat kita lihat dari pemberontakan-pemberontakan yang pernah terjadi sebelumnya di Indonesia. Salah satu pemberontakan tersebut adalah pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) atau Permesta di Sumatera pada 1950. PRRI disebabkan oleh ketidakadilan pembangunan di Indonesia yang disebabkan oleh kesenjangan sosial. contoh lainnya, DI/TII atau Darul Islam/Tentara Islam Indonesia merupakan gerakan yang menginginkan Indonesia berdiri sebagai negara Islam.
Selain itu, ada juga gerakan separatis yang sekarang masih ada, contohnya gerakan separatis di Papua yaitu OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang berdiri pada 1965. OPM merupakan organisasi yang bertujuan untuk pisah dan merdeka dari Indonesia, dikarenakan lagi lagi oleh rasa ketidakadilan pembangunan dan perkembangan di daerah barat dengan timur.