Lihat ke Halaman Asli

Joko Martono

TERVERIFIKASI

penulis lepas

Komentar yang Elegan

Diperbarui: 14 Desember 2022   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi komentar buruk (Sumber: asiandelight via parapuan.co)

Dalam kancah kegiatan komunikasi, tak terkecuali yang menggunakan media --lazimnya pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator akan direspons oleh komunikan (penerima pesan) sehingga terjalin interaksi untuk mencapai kerangka pemikiran yang sama ataupun bersama.

Respons bisa mendukung, netral atau bahkan tidak menutup kemungkinan berupa masukan semisal kritik, saran, dan sejenis yang semuanya akan saling melengkapi.

Terjalinnya interaksi dalam proses bertransaksi informasi, berelasi antarmanusia sehingga komunikasi berlangsung semakin dinamis, pada gilirannya diharapkan mendorong proses perubahan sosial.

Terlebih sejak web 2.0 yang dirintis O' Reilly Media pada tahun 2004 dan kemudian mulai banyak dimanfaatkan kalangan luas, maka sejak itu pula lalu lintas informasi semakin berkembang, termasuk interaksi sosial secara realtime intensitasnya meningkat seiring akselerasi teknologi informasi dan komunikasi sebagai pendukungnya.

Sebuah peristiwa atau lontaran opini yang diliput dan dipublikasikan oleh media (berbasis internet) semakin cepat dan mudah diakses, demikian halnya respons khalayak sebagai tanggapan atas suatu pemberitaan/pernyataan dengan segala bentuknya menjadi 'semakin hidup'  menghiasi ruang-ruang publik virtual.

Respons atau tanggapan ini layak dicermati, karena hal tersebut merupakan komponen atau unsur penting dalam berkomunikasi atau sering disebut sebagai umpan balik (feedback).

Adanya umpan balik tentunya semakin mendorong proses transaksi informasi berlangsung secara terbuka, berkelanjutan, syukur jika membuahkan kesepahaman antara komunikator dan komunikannya.

Dalam praktiknya, respons atau tanggapan ini seringkali kita temui berupa komentar, ruang/kolom khusus yang disediakan bagi khalayak untuk menyampaikan tanggapan atas informasi yang telah diakses/dikonsumsi.

Nah, ternyata komentar ini cukup beraneka ragam, khususnya jika kita amati komentar-komentar di media-media online yang saban hari bermunculan bak gayung bersambut.

Kalaulah komentar yang dikemukakan relevan dengan topik yang dikemukakan sumber informasinya, tentu semakin menggugah siapa saja yang ikutan membaca, walaupun tak terlibat dalam proses komunikasi itu sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline