Lihat ke Halaman Asli

Joko Martono

TERVERIFIKASI

penulis lepas

Menjelajah Jalan di Bawah Tanah Bandara Internasional Yogyakarta

Diperbarui: 28 Januari 2020   02:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

masuk underpass dari pintu timur (dokpri)

Jalan tembus di bawah tanah (underpass) atau terowongan yang terletak di bawah areal terminal Bandara Internasional Yogyakarta, Temon, Kulonprogo telah dibuka untuk umum. 

Soft launching berlangsung sejak Jum'at, 24 Januari 2020 lalu sekaligus merupakan uji comissioning ataupun uji coba menjelang diresmikannya bandara baru pada 29 Maret mendatang.

Terowongan sepanjang 1,406 kilometer ini menghubungkan desa Glagah dan desa Palihan (Jalan Lintas Selatan) dibangun sejak November 2018 hingga Desember 2019 ditangani Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menghabiskan anggaran APBN sebesar 293 miliar.

Telah dibangun dan dibukanya jalan tembus bawah tanah tersebut banyak membawa manfaat, aktivitas kebandaraan dapat berlangsung sesuai perencanaan dan pngembangannya. 

Di samping itu akses jalan lintas selatan yang menghubungkan Purworejo (Jawa Tengah) dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak banyak terganggu, bahkan mobilitas sosial-ekonomi setempat semakin nyaman, aman dan lancar.

Ketika penulis menjelajah lokasi siang hingga petang tadi, berkendara melintas terowongan sepanjang 1,406 kilometer (di klaim sebagai underpass terpanjang di Indonesia) banyak sesuatunya yang menarik dicermati, termasuk dampak terhadap kondisi lingkungan sekitar.

Underpass yang secara keseluruhan panjangnya mencapai 1,406 kilometer ini terbagi atas konstruksi terowongan (slap tertutup) sepanjang 1.095 meter, menjelang pintu masuk atau jalan pendekat sisi timur sepanjang 110 meter dan sisi barat 100 meter, masing-masing dilengkapi sedikit vegetasi.

Ketika memasuki area ini, baik dari arah timur maupun barat kita langsung dipisahkan pembatas jalan, di bagian atas pintu masuk terpampang kalamakara/ornamen figuratif layaknya candi di Jawa, speaker himbauan terdengar di setiap zona sepanjang jalan terowongan agar pengendara berhati-hati.

Di dalam terowongan ada dua lajur berlawanan arah yang disekat batas pemisah hingga pintu keluar, masing-masing lajur memiliki lebar 7,85 meter dengan clearance atas/ketinggian 5,2 meter.

Konstruksi bagian dalam underpass dilengkapi fasilitas pendukung berupa rambu lalulintas seperti larangan berhenti, lampu flip-flop, lampu penerang bagian dalam, 8 pintu keluar darurat, exhaust fan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline