Lihat ke Halaman Asli

Joko Martono

TERVERIFIKASI

penulis lepas

Media Komunikasi sebagai Ajang Propaganda Politik

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13033807801901542846

Dalam konteks ini, media dimaksudkan sebagai saluran komunikasi yang mampu menjangkau khalayak luas (media massa). Media cetak maupun elektronik yang memproduk informasi dan menyebarkannya secara massif kini semakin banyak jumlahnya. Demikian halnya kehadiran media online yang mampu menembus ruang dan waktu telah menjadi ajang segala aktivitas manusia bertransaksi informasi untuk saling memenuhi kepentingan.

Media komunikasi dalam fungsinya sebagai penyebar berita, pembentuk wacana, dan pada bagian lain media mampu melakukan framing terhadap suatu topik tertentu sehingga informasi yang dipublikasikan memiliki sarat makna ideologi politik yang menyertainya.

Memahami fungsi-fungsi tersebut, tidak menutup kecerdikan para politisi untuk berkiprah sekaligus memanfaatkan media komunikasi massa sebagai wadah untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan serta taktik politiknya guna meraih simpati seoptimal mungkin. Misalnya saja, dalam suasana pemilihan umum, media telah dijadikan alat untuk berkampanye guna meraup dukungan suara. Sedangkan dalam aktivitas politik sehari-hari - media dijadikan ajang untuk mempersuasi massa demi pencitraan (lembaga) politik atau aktor tertentu.

[caption id="attachment_103936" align="alignnone" width="300" caption="ilustrasi: google.co.id"][/caption]

Ada tiga pendekatan persuasi politik, yaitu propaganda, periklanan dan retorika (Nimmo, 1993). Semua hal tersebut bertujuan (purposif), disengaja (intensional) dan melibatkan pengaruh; terdiri atas hubungan timbal balik antarorang dan menghasilkan berbagai tingkat perubahan dalam persepsi, kepercayaan, nilai serta pengharapan pribadi.

Sementara itu Jacques Ellul, menyebutkan bahwa propaganda sebagai komunikasi yang digunakan suatu kelompok terorganisasi, ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, dipersatukan secara psikologis melalui manipulasi yang digabungkan dalam suatu organisasi.

Di tengah menurunnya citra partai beserta aktor atau pelaku politik yang berdampak pada berkurangnya kepercayaan rakyat maka para politisi biasanya akan selalu berkelit untuk mempertahankan dukungan yang pernah diraih. Informasi-informasi yang dikemas dalam bentuk propaganda, periklanan dan info-info retoris akan terus mengemuka di media komunikasi, atau media yang konsumsi oleh berbagai kalangan – tak terkecuali media online yang bersifat interaktif (web 2.0) telah menjadikan ajang strategis guna meraih simpati publik.

Menghadapi fenomena demikian, setidaknya kita pun perlu mencermati sekaligus mencerdasi difusi pesan yang disampaikan melalui persuasi politik yang dikemas dalam berbagai rupa. Mempersepsi pesan-pesan politik tentunya perlu diawali dengan mengenali dan memahami makna apa yang terkandung dalam pesan itu sendiri. Jangan sampai kita terjebak pada kepentingan sepihak dan terlena oleh tawaran pesan yang menggiurkan namun cenderung tendensius.

Untuk itu, membincangkan propaganda politik sesungguhnya memerlukan pemahaman cermat terhadap berbagai aspek dalamsistem komunikasi politik, di antaranya: institusi politik, institusi media, khalayak, dengan segala karakteristiknya. Komunikator politik dapat disebutkan sebagai perencana aktivitas dalam mentransmisikan pesan-pesannya berupainformasi politik yang persuasif (meyakinkan) sehingga propaganda dapat membuahkan respons berupa dukungan politik dari khalayak seperti yang mereka harapkan.

Demi pencerahan bersama, tulisan ini tak hendak bermaksud untuk memenuhi kepentingan pihak mana pun, tidak pula untuk menakut-nakuti siapa pun kecuali ingin memberikan sebuah pemahaman agar kita semua semakin bijak dan cerdas dalam mengonsumsi setiap informasi atau pesan yang disajikan melalui media komunikasi massa. Termasuk dalam medium kompasiana.com yang saban hari kita jadikan ajang transaksi informasi antarkompasianer. Demikian sekadar intermezo sore ini. Have a great weekend !

JM (21-4-2011).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline