entah bagaimana aku berakhir di sebuah bar
di tengah hiruk pikuk kota Jakarta
ingatan akan dirinya hanya samar-samar
sepasang pecinta di pojok saling membantah
wajah-wajah cerah nampak di bawah cahaya tuan tumah
bercerita mengenai hidup masing-masing, tak terbeban
beberapa membicarakan apa saja tanpa suatu arah
sisanya terkumpul di pinggiran, di drama hidup tak memiliki peran
dari jendela nampak sederet titik cahaya, tak bergerak
alunan musik jazz mengisi kedua telinga dengan lembut
rindu tak lagi hanya terhempas oleh jarak