sayang, malam ini aku mau bertanya seperti apakah suara kenangan?
dan jemarimu hanya mengetuk-ketuk gawai---
ada pesan masuk dari perempuanmu(?)---
kemudian menekuk-tekuk bibir
yang pernah dilintasi alir takdir:
lelehan kopi melebun ranummu
yang rimbun oleh cumbuan waktu
tentang kesenangan-kesenangan
yang tertawa begitu riang
pada kesepian
yang mengandung aku