Lihat ke Halaman Asli

Komjen Buwas Dulunya Tukang Ojek?

Diperbarui: 9 September 2015   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Komjen Buwas Pernah Jadi Tukang Ojek"][/caption]

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Siapa sangka jika Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) dulunya pernah nyambi jadi tukang ojek demi menyambung hidup saat pertama kali merintis karir sebagai polisi.

Ya, Buwas tidak malu mengakui jika pernah jadi tukang ojek dengan menggunakan vespa butut yang masih tersimpan dengan baik di rumah peninggalan orang tuanya, kompleks perwira TNI AD Bulakrantai, Kramat Jati Jakarta Timur.

Vespa buatan tahun 1973 itu sampai  kapan pun tidak akan dijual oleh Buwas meski sang istri sudah terlanjur jengkel dengan vespa itu. "Istri saya pernah bilang dijual saja. Tapi saya nggak mau jual. Vespa itu yang mengingatkan saya. Hidup kami pernah ditolong oleh saksi bisu itu," imbuhnya akhir pekan lalu.

Bagi Buwas,Vespa itu merupakan bagian dari sejarah hidupnya dan keluarganya. "Ada cerita di balik Vespa butut itu. Menggunakan Vespa itu, saya jadi tukang ojek, tahun 1994, saat itu pangkat saya masih kapten (sekarang ajun komisaris polisi/AKP)," tuturnya.

Buwas terpaksa ngojek karena waktu masih jadi staf pengajar di Direktorat Pendidikan Polri gajinya sangat pas-pasan. "Yah..., memang karena keterbatasan gaji, saya waktu itu jadi pengajar di Direktorat Pendidikan Kepolisian, jadi dosen terbang karena mengajar ke sana ke sini," katanya.

"Gaji sudah nggak bisa digugat-gugat, sudah untuk keperluan ini itu, nggak cukup lah. Saat itu, anak saya sudah satu," imbuhnya.

Demi mendapatkan penghasilan tambahan, Buwas membeli Vespa seharga Rp 300 ribu. Vespa itu kemudian jadi motor ojek. Pendapatan dari mengojek bisa mendapat Rp 6.000. Saat itu, rata-rata tarif penumpang ojek adalah Rp 1.000. "Pendapatan sebagai tukang ojek, pada waktu itu, cukup untuk uang bensin dan (biaya) jalan ke kantor.

Selain ngojek, Buwas juga pernah jadi calo bahan bangunan.
"Jadi, kalau ada orang yang sedang mengerjakan proyek bangunan, mandornya saya datangi. Saya ajak ngobrol mandornya lalu saya tawarkan ke dia, misalnya harga batu bata atau pasir, dia berani berapa, nanti saya carikan bata yang haragnya lebih murah. Saya cari barangnya sampai ke tempat Pak Haji di Cibinong. Nah, beda harga semisal Rp 5 ribu itu buat saya," ujarnya.

Namun ada juga mandor proyek yang mencurigai kedatangan Buwas. Sebab, saat Buwas datang ke proyek bangunan mengenakan seragam polisi. Meski Buwas mengenakan jaket, namun celana maupun sepatu Buwas tak bisa berbohong. Barangkali mereka heran kenapa ada polisi datang ke proyek bangunan.

Namun, Buwas mampu meyakinkan sang mandor karena tujuan kedatangannya semata-mata sebagai calon material bangunan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline