Lihat ke Halaman Asli

Ji San

Staff Administrasi / Ibu Rumah tangga

Ibu Rumah Tangga

Diperbarui: 5 Januari 2024   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dahulu aku adalah seorang wanita pekerja, namun setelah menikah aku lebih memilih menjadi ibu rumah tangga saja, dikarenakan beberapa alasan terutama karena permintaan suami yang ingin aku untuk tetap berdiam diri dirumah. Awalnya semua baik-baik saja, sampai suatu hari tiba-tiba suamiku memutuskan untuk berhenti kerja dan mencoba untuk menekuni usaha sendiri dikarenakan pekerjaan sebelumnya membuat dia harus bolak balik keluar kota, meninggalkan aku sendirian di rumah.

Sejujurnya aku merasa keberatan dengan keputusannya, karena kami belum memiliki cukup tabungan untuk memulai usaha sendiri. Aku ingin suamiku tetap bekerja hingga kami memiliki cukup tabungan untuk memulai usaha. Namun suamiku tetap bersikeras dengan keinginannya.

Setelah beberapa bulan dia menekuni usaha barunya, kami kehabisan uang karena usahanya belum mendapatkan keuntungan. Akhirnya suamiku kembali mencari pekerjaan lain, apapun dia lakukan agar dapur kami tetap berasap.

Namun pekerjaannya juga tidak berjalan dengan lancar, suamiku berubah menjadi pemarah. Dia bahkan mengeluarkan kata-kata yang menyakiti perasaanku. Dia bilang aku ini istri yang tidak bisa apa-apa, hanya menghabiskan uang suami dan tidak bias membantu suami.

Aku merasa kecewa dengan perkataan suamiku, karna dia sendiri yang memintaku untuk tidak bekerja, cukup dia saja yang mencari uang. Tapi kini semua seolah salahku, aku di anggap penyebab hancurnya ekonomi keluarga.

Akupun kembali berusaha untuk mendapatkan pekerjaan, namun dengan usiaku yang sudah tak lagi muda ini rasanya sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Sudah berbulan-bulan aku mencari pekerjaan tapi belum juga ada titik terang.

Aku pasrahkan rezekiku padamu Ya Allah, aku hanya bisa terus berusaha dan berdoa.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline