Lihat ke Halaman Asli

Jingga

Freelance

Hami

Diperbarui: 15 Agustus 2021   21:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hami, mencari-cari ayahnya. Ia rindu permainan biji salak. Ketika pipi kanan di pencet, keluar bola kecil pada pipi kiri ayahnya. Ia bertanya, bisakah tanaman tumbuh dibibirnya?

Para lelaki sibuk menebang sedang para perempuan berpuisi dan mulai mendekap pohon-pohon. Hami masih saja bermain.

Hami ingin sembunyi tetapi air selalu punya cara menemukannya. Ia putuskan menutup kedua matanya lalu air memilih menutup lubang dibawahnya. Hami bahagia disirami bunga-bunga. Mati. Mati. Hami, kapan kita bermain lagi?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline