Ribuan orang muda memadati jalanan di Mataro di pinggiran Barcelona kota kediaman superstar Euro 2024 Lamine Yamal, sesaat setelah Spanyol mengungguli Inggris di final Euro 2024. Euforia terjadi dimana-mana di Spanyol Senin (15.07.2024) dinihari.
Di lapangan Colon, menurut Reuters, di Madrid ibu kota negerinya La Furia Roja sang juara Eropa itu pun menjadi hingar bingar. Riuh sekali dengan pekikan, tiupan terompet, peluit, nyanyian, luapan euforia, saat nama remaja bintang Lamine Yamal (17) diumumkan sebagai 'The Young Player of the Tournament". Anak muda paling penting di Piala Eropa kali ini.
Jutaan mata di Spanyol diarahkan ke layar televisi atau mengerumuni layar raksasa yang menayangkan pertarungan langsung sepak bola dari Berlin, saat Lamine Yamal dan kawan-kawan memenangi Inggris dengan gol pada menit-menit terakhir sebelum berakhir, 2-1.
"Euforia. Girang luar biasa. Kami memang pantas menang...," ujar Nico Williams, bintang lapangan yang membuka kemenangan untuk Spanyol dengan gol cantiknya dari sayap kiri, berkat umpan terobosan Lamine Yamal dari sisi kanan. Cantik sekali golnya di menit-menit awal setelah turun minum.
Namun gol penyeimbang Cole Palmer tak lama kemudian sempat membuat Spanyol gelisah, sampai kemudian Oyarzabal menjaringkan gol hanya kurang dari lima menit sebelum peluit panjang berbunyi, di menit 86 sehingga sulit mengejar Spanyol yang unggul 2-1.
"Ini hadiah ulang tahun terbaik yang bisa saya minta," kata Lamine Yamal, yang baru dua hari merayakan hari jadinya yang ke-17, Sabtu (13.07.2024), "Sebuah mimpi jadi kenyataan...," kata pemain sayap kanan FC Barcelona, yang tercatat sebagai pencetak gol Euro termuda sepanjang sejarah, di gawang Perancis saat masih 16 tahun 362 hari, dua sebelumnya.
Tanpa bintang besar
Spanyol tiba di Jerman tanpa pemain bintang seperti Inggris, dan juga Jerman, Perancis, Belanda.... Dan tim-tim Eropa lainnya. Spanyol malah membawa pemain termudanya, Lamine Yamal yang masih 16 tahun lebih 360 hari, dan sama sekali belum dikenal kecuali di kandangnya di Camp Nou, Barcelona.
Rupanya, dalam perjalanan turnamen, percikan muda dari Lamine Yamal dan juga Nico Williams si kuncir itu berpadu sempurna dengan veteran mereka yang lebih dikenal di Eropa, Rodri dan pemain andalan Spanyol lainnya yang kesemuanya belum pernah merasakan mengangkat trofi besar Euro, meski sudah tiga kali Spanyol juara.
Spanyol memenangi seluruh tujuh pertandingan, tidak ada satupun yang berakhir dengan adu penalti, serta mencatat rekor 15 gol di Kejuaraan Eropa kali ini. Itupun terjadi dengan melewati "kekuatan-kekuatan tradisional" Eropa seperti Kroasia, Italia di fase grup, sebelum akhirnya menyingkirkan sang juara-juara dunia Jerman dan Perancis untuk mencapai final.
"Kami membuat sejarah," kata Rodri, yang terpilih sebagai pemain terbaik setelah memenangi pertarungan final dengan Inggris, "Kami mengalahkan empat juara dunia berturut-turut. Ini adalah turnamen tersulit yang pernah dihadapi tim kami. Dan toh kami menggulingkan mereka semua," ujar Rodri yang nama lengkapnya Rodrigo Hernandez Cascante (28), gelandang bertahan Manchester United ini pula.