Lihat ke Halaman Asli

Jimmy S Harianto

TERVERIFIKASI

Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Peluang Emas Garuda Muda Lepas di Clairefontaine

Diperbarui: 10 Mei 2024   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemain-pemain Guinea melonjak girang setelah memastikan lolos Olimpiade setelah Indonesia tak berhasil membalas gol tunggal tim Syli Nationale di Clairefontaine, Perancis Kamis petang. (Foto FIFA)

Semestinya musim semi di Clairefontaine Kamis (09.05.2024) siang itu bersemi bagi Indonesia untuk lolos Olimpiade 2024. Sayangnya musim semi siang itu untuk rival Garuda Muda Indonesia, tim Syli Nationale Guinea.

Witan Sulaeman dan kawan-kawan pun harus menikmati musim semi dengan kekalahan 0-1 (0-1) atas tim U-23 Guinea dalam kesempatan terakhir play off menuju Olimpiade 2024 Paris di lapangan Centre National du Football de Clairefontaine.

Kesempatan emas bagi tim asuhan Shin Tae-Yong yang sudah di pelupuk mata pun akhirnya lepas, melalui gol tunggal tendangan penalti bintang Guinea Ilaix Moriba (21) yang tak tertepis kiper Garuda Muda, Ernando Ari di menit 29.

Wasit asal Perancis Francois Letexier menunjuk titik penalti atas pelanggaran kapten tim Garuda Muda, Witan Sulaeman mengganjal Algassime Bah yang tipis memasuki kotak penalti jelang setengah jam pertama pertandingan di lapangan latihan timnas Perancis, sekitar 50 km barat daya Paris.

Mantan gelandang klub Spanyol Barcelona yang kini main di klub La Ligue Perancis Getafe, Ilaix Moriba tak menyia-nyiakan kesempatan penaltinya. Dan tendangan menyamping sisi kanan dalam gawang pun gagal diantisipasi Ernando Ari.

Meski demikian, Syli Nationale Guinea sempat dibuat frustrasi juga ketika tendangan penalti kedua yang dilakukan Algassime Bah di menit 45+5 ditepis Ernando Ari dan melebar ke luar tiang kanan gawang. Padahal tendangan penalti itu seharusnya bisa membuahkan gol.

Insiden

Berbagai insiden pun terjadi, di lapangan yang nyaris tak berpenonton (dibatasi oleh FIFA dan juga Perancis dengan tak lebih dari 500 penonton) dan diwarnai beberapa kali putusan wasit Perancis yang lebih menguntungkan Guinea.

Penalti kedua yang dihadiahkan Francois Letexier pada Guinea pun kontroversial. Diprotes keras oleh Shin Tae-Yong, sampai-sampai pelatih asal Korea Selatan ini diusir oleh Letexier keluar lapangan dengan kartu merah. Karena, menurut Shin Tae-Yong, penalti itu diberikan pada menit 74.

Menurut protes Shin Tae-Yong, itu tidak perlu penalti. Lantaran kaki Alfeandra Dewangga lebih dulu menyentuh bola, ketimbang kaki pemain penyeranga Guinea. Beruntung, penalti Algassime Bah di menit 78 itu pun tak membuahkan gol.

Insiden pun sempat terjadi, ketika kepala kapten tim Garuda Muda Witan Sulaeman berbenturan dengan pemain tengah Guinea, sehingga kepala Witan harus dibebat (dan menurut Instagram isteri Witan, Rismahani Sulaeman) pemain FC Bhayangkara ini kepalanya perlu mengalami tiga jahitan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline