Lihat ke Halaman Asli

Jimmy S Harianto

TERVERIFIKASI

Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Ganjar Pranowo: Setelah LaporGub, Perlu LaporPres

Diperbarui: 4 Desember 2023   05:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ganjar Pranowo saat door step interview di kantor PWI Pusat Jakarta (Foto: Jimmy S Harianto) 

Jika dibandingkan dengan media mainstream, media sosial itu lebih menarik. Karena tidak ada aturannya. Medsos syaratnya cuma akun. Maka media sosial itu bebas sebebas-bebasnya. Meski demikian, menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk mengedukasi publik agar kebebasan berekspresi ini tidak melanggar hak asasi manusia.

"Demi kebebasan pendapat, saya kan tidak bisa memaki orang begitu saja karena tidak suka di media sosial. Meskipun berekspresi itu adalah hak asasi, tetapi memaki orang, juga bisa menerjang hak asasi, karena ada kewajiban asasi di situ," kata Ganjar Pranowo, Capres nomor urut 3 dalam Dialog dengan Kalangan Pers di kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat di Jalan Kebon Sirih Jakarta, Kamis (30/November/2023).

Sementara media mainstream, media terverifikasi oleh Dewan Pers, itu ada aturannya. Dan untuk bisa duduk sebagai awak media mainstream itu ada syarat dan aturannya. Berbeda dengan media sosial yang syaratnya cuma akun.

Meski demikian, Ganjar Pranowo mengaku memakai media sosial dalam upaya menekan ASN-nya untuk melakukan tugas melayani rakyat serta demi melaksanakan 'good governance' selama sepuluh tahun ia menjabat Gubernur Jawa Tengah, melalui platform aplikasi yang ia sebut "LaporGub".

"Kalau nanti saya terpilih, jadi LaporPres... ,"kata Ganjar dengan senyum lebar, "Dan tugas saya semua dikontrol. Masyarakat menjadi cctv sosial, nggak bisa lagi macem-macem," kata Capres yang diusung PDIP ini pula. Government super apps (seperti LaporGub, LaporPres) itu perlu dipakai untuk menjadi presiden sekalipun. 

"Tetap kontrol terakhirnya media," kata Ganjar di depan segenap pengurus PWI Pusat dari Sabang sampai Merauke, karena disiarkan melalui fasilitas zoom meeting. Ganjar mengaku sangat sering dihajar, meski sering pula dipuji.

"Yang perlu disikapi adalah kita jangan 'baperan' (terbawa perasaan). Karena pada posisi itu, Anda pada posisi wajib, wajib dikritik, wajib diejek, jangan baperan...," katanya. Dialog Para Capres dengan Masyarakat Pers, yang menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang jatuh pada 9 Februari 2024 nanti.

Selain berdialog dengan tiga Capres untuk Pilpres 2024, Ganjar Pranowo, PWI juga melakukan dialog dengan Capres nomor urut 1 Anies Baswedan pada Jumat (1/12/2023) siang setelah sholat Jumat. Juga dengan Capres Prabowo Subianto, untuk waktu yang belum ditentukan dalam waktu dekat.

Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun mendampingi Capres Ganjar Pranowo saat Dialog di PWI Pusat. (Foto Jimmy S Harianto) 

Hemat Anggaran Triliunan

Dengan mengusung slogan "Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi..," (Tidak korupsi, tidak menipu), Ganjar selama menjabat Gubernur Jateng mengaku 'menghajar' para ASN di Gubernuran agar mempelajari media sosial. Melakukan pelayanan online, dan juga membuka layanan pengaduan melalui platform LaporGub.

"Saya dorong para ASN saya untuk mempelajari medsos. Maka mereka pun dihajar setiap hari sampai stress. Stress pertama cara menggunakannya belum bisa. Stress kedua tekanan publik. Dan ternyata tekanan publik itu tanpa  dirasa, telah mereformasi dirinya," kata Ganjar Pranowo pula.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline